Permintaan terakhir seorang veteran perang Vietnam sebelum wafat; Memancing!

Ada orang bilang; “Ngapain sih mancing? Beli aja ikannya di pasar, kan gampang,” begitu kata mereka. Mm…orang seperti itu pastilah tak paham sedikitpun tentang nikmatnya mancing. Berada di perairan yang tenang, dan aksi fight melawan ikan buruan, telah memberi kebahagiaan mendalam bagi seorang pemancing. Setiap kesempatan dan waktu tiba, seorang angler pasti akan berburu iwak, guna merasakan kembali kesukaan jiwa ini.

Itulah yang terjadi dengan Connie Willhite, seorang veteran perang Vietnam dari Angkatan Laut Amerika Serikat. Sepanjang hidupnya -ketika ada waktu dan kesempatan, digunakannya untuk menancang ikan.

Di masa tuanya Willhite terbaring lemah di bangsal rumah sakit – saat bertahun-tahun menderita kanker usus besar. Dr. Frank G. Jordan – dokter yang menangani Willhite, mengatakan bahwa kakek ini usianya tinggal menghitung minggu – bahkan mungkin hitungan hari.

Dan mantan tantara ini paham bahwa Ia sudah tiba di penghujung hidupnya. Pada para perawat Ia berkata; “Suster, saya tahu kematian akan segera menjemput saya,” kata Willhite. “Saya ada dua permintaan, yang pertama tolong baptis saya, dan yang kedua saya ingin merasakan kebahagiaan untuk yang terakhir kalinya, saya ingin memancing,” tambahnya, seperti dikutip dari inside edition.com, pada 9 September 2016 lalu.

Awalnya fihak rumah sakit khawatir jika tubuh Willhite yang lemah tak sanggup menarik ikan-terlebih berada pada kawasan outdoor yang berudara dingin. Namun kakek ini berkeras, hingga Dr. Jordan mengabulkan keinginannya. “ Saya  berharap Ia menikmati sore hari di danau terakhir kalinya,” sahut Dr. Jordan

Dengan menggunakan ambulan rumah sakit, Willhite kemudian diturunkan bersama sebuah ranjang, lengkap dengan selimutnya.  Di atas sebuah jembatan, di Danau Lake hill – California, pemancing veteran tersebut tersenyum damai saat lure dilempar mengenai permukaan danau yang jernih.

Cast dan retrieve berulang dilakukan, dan Willhite menyunggingkan senyum semangat.  Alam pun sepertinya paham dengan takdir kakek ini dan memberi jawabannya.  Whillhite berhasil strike empat ekor ikan dalam waktu empat jam – sebuah prestasi yang dibuat di akhir hidupnya. Staff rumah sakit sama sekali tak menyangka dan memberi tepukan selamat dengan haru.

Willhite's final dengan strike terakhirnya
Willhite’s final dengan strike terakhirnya

“Yang menakjubkan adalah efek positif, pada saat ia sedang menunggu untuk waktu-waktu terakhirnya,” kata Dr. Jordan. “Tentu saja, dia sedih, tapi memancing telah membuatnya damai, Willhite siap untuk berpisah dengan dunia.” Angler senior ini meninggal tiga hari kemudian, di tengah keluarga tercinta.

Apa yang bisa dirangkum dari kisah veteran perang ini adalah, bahwa memancing tak hanya sekedar menangkap ikan, tapi jauh lebih dalam dari itu. Menancang ikan memberi makanan bagi jiwa, yang tak akan bisa dilukiskan dengan kata-kata, apalagi  dibeli dengan uang. Semoga kisah Willhite  bisa menjawab pandangan miring sebagian orang, tentang memancing.

Salam strike selalu sahabat sangler semua!

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*