Mancing dengan teknik fly fishing saat ini sudah mulai tersosialisasi di Indonesia meski prakteknya hanya dilakukan oleh pemancing atau tim tertentu. Teknik mancing fly fishing sendiri pada awalnya dikenal sebagai teknik untuk memancing ikan trout dan ikan salmon. Di Indonesia, cara mancing ini masih banyak dilakukan untuk target ikan hampala, toman, gabus, bawal, pacu dan lain-lain.
Secara umum, fly fishing merupakan salah satu teknik mancing casting. Menggunakan set joran ringan, teknik ini sangat menantang. Penguasaan atas teknik ini memerlukan kesabaran dan ketekunan untuk mempraktekkannya meskipun tidak sulit dipelajari. Dengan memahami beberapa prinsip dasar fly fishing dan ketersediaan ruang terbuka untuk praktek, maka seorang pemula pun bisa dengan cepat menjadi pemancing fly fishing yang percaya diri.
Artikel ini terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama adalah pengenalan lebih jauh mengenai teknik fly fishing dengan referensi utama artikel di blog Outdoor Nusantara, berjudul “Mengenal fly fishing” dan diskusi tentang fly fishing di kaskus. co.id dan blog Photonosh.
Bagian kedua, adalah dasar-dasar casting pada teknik fly fishing yang disadur dari tulisan Charlie Robinton di fix.com berjudul “An Introduction to Basic Fly Casting Techniques”.
Pengenalan mancing fly fishing
Apa yang dimaksud dengan fly fishing?
Fly fishing merupakan salah satu teknik memancing menggunakan umpan tiruan buatan (artificial lure). Umpan tiruan buatan tersebut dibentuk dengan bahan-bahan ringan seperti kain, tali, bulu, dan bahan lain seperti pewarna, benang dan lem perekat.
Umpan dalam fly fishing hanya bisa dilempar jauh dengan menggunakan senar yang mempunyai desain khusus dan berat tertentu. Rod atau joran pada fly fishing akan melemparkan senar, dan senarnya yang akan melontarkan umpan tersebut ke titik tujuan. Inilah salah satu keunikan teknik fly fishing yang tidak ada pada teknik mancing lainnya.
Peralatan mancing fly fishing cukup unik. Joran, senar dan rilnya didesain khusus. Konfigurasi senar yang digunakan juga unik.
Sementara bentuk dari umpan tiruan buatan menyerupai makanan ikan target mancing, yang umumnya adalah bentuk hewan kecil seperti aneka bentuk serangga. Umpan itu dilempar (di-cast-kan) dan dimainkan dengan tujuan agar umpan serangga-seranggan yang dilemparkan bergerak di permukaan air menyerupai pergerakan serangga aslinya untuk menarik perharian dan disantap ikan target.
Peralatan (tackle) utama fly fishing
Berbeda dengan peralatan mancing konvensional, tackle set fly fishing memiliki bentuk dan sifat yang beda, mulai dari umpan, joran, reel hingga line atau senarnya.
Alat-alat memancing dengan tekhnik fly fishing:
1. Umpan buatan tiruan
Umpan dalam fly fishing yang biasa disebut flies kebanyakan adalah buatan tangan (hand made), dengan bahan utama kail yang kemudian dihias dengan aneka bahan ringan seperti lilitan-lilitan benang (thread), kawat (wire), manik-manik (beads), bulu-bulu (feathers), benang tenun (yarn), rambut (hair), kain dan lain-lain sedemikian rupa sehingga menyerupai santapan ikan target, bisa berbentuk serangga, kepompong, nimfa, larva, cacing ikan kecil atau pelet bahkan ada yang menyerupai hewan relatif besar seperti tikus.
Ada juga jenis flies yang disebut attractor, dimana umpan ini tidak menyerupai makanan ikan (nonfeeding fish), namun biasanya menggugah rasa penasaran ikan atau membuat ikan marah sehingga akan memangsannya.
Dikutip photonosh.blogspot.co.id dari buku The Fly Tying Bible, 2003, karangan Peter Gathercole, flies dikelompokkan menjadi:
-. Dry flies, umpan jenis ini di desain untuk mengapung diatas permukaan air. Seringnya bentuk flies ini menyerupai tahapan serangga dewasa.
-. Nymph, flies ini merupakan tiruan bentukan larva dari hewan air. Dibuat dengan diberi pemberat agar dapat tenggelam dan mencapai kedalaman tertentu.
-. Wet flies, flies yang sangat unik dengan bentukan nya yang indah, seluruhnya dibuat dengan bulu-bulu dan rambut alami. Berkesan serangga meski tidak dibuat mirip dengan serangga sesungguhnya.
-. Hairwing & Streamer, kedua flies ini tujuan nya sama membuat tiruan ikan-ikan kecil, yang merupakan diet ikan-ikan predator. Perbedaan keduanya nya hanya pada material yang digunakan.
Saat ini pola-pola flies sudah berkembang sangat pesat. Anda tinggal pilih mana yg sesuai dengan ikan target anda. Atau anda bisa membuat bentuk flies baru dengan dasar pola-pola yang sudah ada.
2. Rod atau joran fly fishing
Perangkat joran yang dipakai pada teknik mancing fly fishing tidak sama dengan joran mancing konvensional sebab ukurannya relatif lebih panjang (3 – 6 meter) dan memiliki satuan kekuatan yang disebut weight (wt) mulai dari 0 wt hingga 13 wt.
Ukuran joran 0 wt – 3 wt digunakan untuk memancing ikan kecil seperti anakan hampala di sungai atau danau/ rawa dengan kondisi tidak berangin besar.
Ukuran 4 – 7 wt digunakan untuk memancing di sungai, danau/rawa atau laut dengan target ikan kecil seperti tawes, selar, cendro kecil, sampai ikan berukuran sedang dalam kondisi kecepatan angin kecil hingga sedang.
Ukuran 8 – 13 wt digunakan untuk melawan ikan besar seperti tarpon di laut dengan intensitas angin besar.
Joran pada fly fishing lebih berfungsi untuk melempar benang fly fishing tepat pada target. Benang yang akan membawa umpan (flies). Joran fly fishing juga berfungsi mengubah posisi benang fly saat benang sudah berada di permukaan. Ketika fight dengan ikan, joran fly juga bisa berfungsi melindungi “tippet”, ujung benang fly yang paling kecil. Dengan tingkat kelenturan joran tertentu, tippet yang kecil mampu menaklukkan ikan yang besar.
Joran fly yang lebih populer saat ini biasanya mempunyai sambung empat bagian (4 pieces), meski ada yang sambung 2 atau bahkan sambung 7. Bagian paling pangkal biasa disebut butt, bagian tengah disebut middle dan bagian ujung disebut tip.
Pada pangkal joran terdapat grip yang berfungsi sebagai pegangan joran di telapak tangan.
Aciton joran
Sebagaimana joran pada mancing konvensional, foran fly juga diklasifikasikan berdasar actionnya yang terlihat ketika joran mendapat beban khususnya ketika joran diayunkan untuk melempar benang fly yang didesain dengan berat tertentu (wt).
Disebut fast action jika joran hanya melengkung pada bagian tip; slow action jika yang melengkung mendistribusikan tenaga ayunan hampir pada seluruh panjang joran. Di antara kedua action itu adalah midle slow action.
Dulu, action joran dikaitkan dengan bahan baku joran. Joran fiberglass misalnya, disebut paling slow, selanjutnya joran bambu dan yang paling fast adalah joran dengan bahan grafit / graphite composite. Hanya saja bersamaan dengan laju teknologi, joran grafit bisa dibuat slow begitu juga dengan fiberglass dan bambu, bisa dibuat lebih fast.
3. Fly line atau senar/ kenur / benang (line) pada fly fishing
Benang (senar pancing) utama yang digunakan dalam memancing teknik fly fishing secara umum disebut fly line. Umumnya terdapat 4 rangkaian jenis benang dalam fly fishing.
Dimulai dari paling pangkal konfigurasi benang, namanya adalah sebagai berikut: backing line (bagian benang yang terikat dengan ril), fly line (benang utama), leader & tippet (bagian senar yang dikaitkan dengan umpan).
Backing line menyerupai atau mirip benang PE dan biasanya berbahan dacron (atau bisa juga benang PE ini digunakan sebagai backing line) yang digunakan sebagai benang tambahan disambung dengan fly line. Fungsi benang ini adalah sebagai back-up line saat kita mendapatkan ikan besar yang menarik keluar semua fly line dari spool.
Backing line ini mutlak diperlukan saat kita mengarah target ikan-ikan besar. Namun untuk kondisi tertentu penggunaan backing ini tidak mutlak dibutuhkan. Memancing ikan-ikan kecil disungai-sungai kecil tidak begitu membutuhkan backing line.
Ukuran fly line
Fly line juga mempunyai ukuran yang disebut weight, biasa ditulis dengan notasi “wt”. Ukuran wt fly line ini harus disesuaikan dengan ukuran wt joran fly (fly rod). Cara paling sederhana adalah dengan menyamakan ukuran wt fly line dengan wt fly rod. Sebagai contoh; fly rod dengan ukuran 4wt menggunakan fly line ukuran 4wt.
Selain ukuran wt, fly line juga mempunyai jenis yang berbeda-beda seperti WF (weight forward), DT (double tapper). Berdasar tiper tenggelamnya, fly lines dibedakan menjadi tipe-tipe floating (mengapung), intermediate (tenggelam perlahan-lahan), sinking (tenggelam cepet), dan ada juga yang tipe x-fast sinking (tenggelam cepat sekali).
Untuk diketahui saja bahwa fly line merupakan bagian yang paling penting pada piranti fly tackle /fly outfit pada flys fishing. Sebab, fly line yang baik atau bagubagus akan mempengaruhi hasil cast kita, tak peduli yang kita gunakan itu joran murah atau mahal.
Di dalam mancing fly fishing, tujuan casting dari pemancing adalah bagaimana caranya dia “mengirimkan” suatu umpan (flies) “ke mana dan bagaimana” sehingga flies itu sampai ke dekat ikan target.
Berikut ini contoh detail mengenai notasi dalam benang fly fishing:
Contoh 2 : Fly line double taper, ukuran benang 3wt, benang akan mengapung di permukaan air.
Jenis taper yang sering dijumpai dan lebih umum digunakan adalah jenis WF dan DT. Benang jenis weight foward (WF) mempunyai bagian depan yang lebih berat. Jika benang dibagi 2 sama panjang maka bagian depan memiliki dimensi dan berat yang lebih besar. Lain halnya dengan benang jenis double taper, jenis benang ini jika dibagi dua sama panjang akan memiliki dimensi dan berat yang sama antara bagian depan dan belakang (double). Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
4. Ril pada fly fishing
Rill dalam mancing fly fishing berbentuk bulat dengan sistem atau struktur sederhana namun ril fly fishing pabrikan umumnya terbuat dari bahan berkualitas sehingga harganya secara umum relatif lebih mahal ketimbang ril spinning maupun ril baitcasting (BC) pada umjumnya.
Ril untuk mancing teknik fly fishing juga harus disesuaikan dengan kekuatan (weight/wt) senar fly karena setiap wt memiliki perbedaan ukuran senar sendiri-sendiri.
Lokasi memancing dengan tekhnik fly fishing
Seperti halnya mancing konvensional, lokasi mancing fly fishing bisa di mana saja, baik di laut, danau atau rawa, sungai, empang dan sebagainya. Hal yang perlu menjadi catatan adalah bahwa lokasi mancing fly fishing perlu luas baik ke depan, belakang maupun samping.
Perhatikan pula ukuran ikan target dan kondisi angin di lokasi dengan kekuatan (wt) peralatan yang kita gunakan. Jangan sampai Anda menggunakan piranti 2 wt untuk target baby GT di laut pinggiran misalnya karena hal itu sama saja Anda pengin merusak peralatan mancing. Sebaliknya, kalau Anda menggunakan piranti 12 wt dengan target ikan hampala satu jarian maka Anda tidak akan merasakan sensasi yang Anda harapkan.
Jenis ikan yang cocok untuk fly fishing
Bisa dikatakan bahwa semua jenis ikan bisa dipancing secara fly fishing tentunya setiap target ikan memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Ikan yang rekatif mudah dipancing dengan teknik fly antara lain tarpon, betok, gabus, GT dan ikan predator lainnya yang secara umum “rakus” dan suka menyerang semua benda bergerak. Beberapa ikan seperti ikan mas atau mujahir termasuk ikan yang selektif memilih mangsa dan karenanya relatif sulit dipancing dengan teknik ini, meski bukan hal yang mustahil.
Penentuan lokasi mancing flys fishing
- Tetapkan lokasi: Carilah tempat yang biasa terlihat ikan sedang biasa nenggak atau menyembul ke permukaan air.
- Observasi: Carilah benda atau hewan apa yang biasanya menjadi makanan ikan di lokasi itu.
- Jiplak hewan atau benda tersebut: Buatlah flies yang semirip mungkin dengan menu makanan ikan target.
- Presentasi: Tampilkan gerakan flies seperti gerakan flies tersebut sealamiah mungkin sehingga mirip dengan pergerakan aseli hewan tersebut.
Dasar-dasar teknik casting dalam praktek fly fishing
Saat casting dengan perangkat joran mancing umumnya, pemancing menggunakan lure berpemberat atau timah lubang yang diikatkan pada ujung senar yang kemudian disambungkan ke belakang pada gulungan ril. Selama proses melempar, berat dari lure atau timahnya, bersama-sama dengan momentum lemparan ke depan, menarik keras senar dari ril. Sementara itu pada memancing dengan teknik fly fishing berbeda karena di sini tidak digunakan lure dan timah yang berat. Pemancing fly fishing menggunakan umpan yang sangat ringan yang biasanya terbuat dari bulu. Bayangkan seberapa jauh Anda bisa melempar batu dibandingkan melempar bulu? Nah dalam artikel di bawah ini Anda akan mendapatkan gambaran yang baik dan menantang dari teknik ini.
Dalam konteks lempar-melempar pada teknik fly fishing inilah peran besar bertumpu pada kenur/ senar atau benang yang digunakan. Tidak seperti senar pancing yang umumnya relatif kecil dan lembut, senar dalam peralatan fly fishing terbuat dari PVC yang tebal atau urethane yang diberi lapisan khusus yang ditujukan sebagai penambah berat. Tenaga dari hentakan pergerakan lemparan melalui senar hampir mirip seperti cambuk, yang sekaligus membawa umpan ke depan. Singkat kata, senarlah yang menentukan jarak lemparan.
Lontaran
Selama satu cast atau lontaran ke depan, senar meninggalkan jejak di belakang ujung joran. Saat lontaran berhenti, tenaganya berpindah ke senar yang kemudian berlanjut searah gerakan ujung joran dan membentuk putaran lecutan.
Berikut ini bentuk putaran senar setelah satu lontaran lecutan.
Source: Fix.com Blog
Beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat praktek untuk memastikan Anda telah melakukan casting dengan benar:
- Bagian atas putaran sebaiknya terbuka sejajar dengan garis putaran bawah. Keseluruhan lemparan sebaiknya terbuka setara permukaan tanah.
- Garis putaran atas sebaiknya sedekat mungkin dengan garis putaran bawah dengan maksimal 1 atau 1,5 meter jarak antara bagian atas dan bawah.
- Garis putaran sebaiknya membuka perlahan dan lurus dari awal sampai akhir, di mana keseluruhan senar dan leader melentur sebelum jatuh ke air.
Posisi joran
Pada proses menciptakan garis lintasan lemparan, joran lentur harus dialiri tenaga yang kemudian tersalurkan pada senar. Konsepnya mirip dengan mengarahkan busur dan anak panah: busur harus bengkok dengan kondisi menyimpan energi yang terlepas saat busur tiba-tiba dilepas. Hal yang sama terjadi saat casting dengan joran lentur, tapi pemuatan tenaga dilakukan dengan menyelaraskan gerakan lembut pada lecutan casting.
Perpindahan Tenaga
Source: Fix.com Blog
Tenaga yang tersimpan di rangkaian joran lentur harus dipindahkan perlahan ke senar untuk menciptakan lemparan yang bagus. Setiap lemparan cambukan menyertakan akselerasi total yang halus diikuti dengan gerakan berhenti tiba-tiba. Gerakan mendadak berhenti membuat joran kembali ke posisi tegaknya semula, memindahkan energy yang tersimpan pada senar dan mengirimnya keluar ke arah target.
Lemparan atas kepala
Lemparan melewati kepala biasanya merupakan teknik lemparan yang mendominasi model lemparan selama waktu memancing dan ini adalah dasar dari munculnya hampir setiap variasi lain dari lemparan pada fly fishing. Untuk mempraktekkan lemparan melecut ini Anda akan membutuhkan peralatan memancing fly fishing yang lengkap dan ruang terbuka yang luas seperti lapangan atau tempat parkir.
Lemparan dapat dibedakan menjadi dua bagian terpisah: lemparan belakang dan lemparan ke depan. Lemparan belakang sangat penting untuk mengaliri joran dengan tenaga yang kemudian digunakan untuk membuat lemparan ke depan.
Lemparan belakang
- Berdirilah dengan posisi bahu lurus dan pegang joran dengan empat jari melingkari pegangannya, jempol di atas dan kerekan menghadap bawah. Tarik sekitar 25 kaki senar keluar dari kerekan dan masukkan melalui ujung joran. Posisikan senar benar-benar lurus dan berdirilah tegak ke arah target dengan kaki dan bahu posisi sejajar.
- Mulailah dengan memposisikan ujung joran rendah, sesuaikan dengan menaikkan dan menggerakannya ke belakang di satu gerakan halus.
- Hentikan gerakan akselerasi hanya saat joran melewati posisi vertical. Gerakan berhenti sebaiknya mendadak dan disengaja.
Lemparan ke depan
- Dengan senar yang terentang di udara di belakang Anda, bawa joran ke depan dengan satu cambukan dengan akselerasi yang halus.
- Berhenti dengan ujung joran di posisi atas untuk memindahkan tenaga pada senar dan menggerakannya ke depan.
- Saat senar terulur, rendahkan ujung joran. Senar seharusnya terulur keluar lurus ke arah cambukannya.
Source: Fix.com Blog
Catatan Penting
- Pelajari diagram dan perhatikan ke arah mana ujung joran mengarah selama lemparan. Dua gerakan ‘berhenti’ seharusnya terjadi saat ujung joran di posisi tinggi, melewati sedikit posisi vertikal.
- Jaga pergelangan tangan Anda tetap lurus dan siku Anda dekat ke tubuh, gunakan lengan dan bahu untuk melakukan lemparan. Menggunakan pergelangan tangan hanya melelahkan dan menambahkan gerakan yang tak penting pada saat melempar.
- Pastikan menunggu cukup lama saat lemparan belakang sampai senar cukup panjang terulur di belakang Anda. Tak masalah menengok ke belakang selama latihan dan memperhatikan rentangan senar.
- Mulai dan akhiri lemparan dengan ujung joran rendah dan senar terulur lurus. Saat berlatih, sangat baik untuk mengulang secara benar satu lemparan sebelum satu usaha lemparan berikutnya dilakukan. Praktekkan dengan tenang!
Lemparan atas cukup baik di situasi apa pun, tapi juga dapat muncul kendala jika Anda ingin membuat lemparan dengan ruang terbatas di belakang Anda. Untuk situasi ini pemancing hendaknya menggunakan teknik lebih khusus lagi yang disebut Lemparan Menggulung.
Lemparan menggulung.
Selama melakukan lemparan menggulung, tak ada gerakan menggulung balik. Sebaliknya, senar ditarik perlahan ke belakang dan menggantung menjadi putaran yang kendur (disebut putaran D) jauh dari ujung joran, di mana akan menciptakan berat yang akan dibawa joran ke lemparan berikutnya. Melakukannya dengan benar akan mudah jika senar terulur di atas permukaan air, di mana dari sinilah sumber namanya berasal.
- Untuk mempraktekkan lemparan ini sangat penting melakukannya langsung di air, mengingat senarnya harus tenggelam di air untuk membentuk putaran D dan terlepas dengan tepat. Mulai dengan sekitar 25 kaki senar yang terentang di depan Anda dan ujung joran mengarah pada permukaan air.
- Perlahan dan hati-hati tariklah joran ke atas dan belakang dengan kekuatan yang cukup untuk menyeret bagian ujung senar dan leader berseberangan dengan permukaan air. Hentikan cambukan Anda dengan ujung joran meninggi, hampir tegak lurus. Di titik ini senar seharusnya mengendur dan terkulai di belakang ujung joran, membentuk putaran D.
- Dengan terbentuknya putaran D, sesuaikan gerakan maju joran. Akhiri penyesuaian ini dengan berhenti tiba-tiba dan jalinan casting akan terlepas perlahan di atas permukaan air.
Catatan Penting
- Tariklah senar perlahan, hati-hati untuk tidak menariknya keluar dari air. Gesekan antara senar dan permukaan air akan membuat joran bergerak maju di lemparan berikutnya.
- Perhatikan ke putaran D Anda. Lihatlah melalui bahu selama gerakan lemparan dari belakang dan yakin Anda membuat putaran yang kendur. Semakin banyak ‘D’ yang Anda bisa buat, semakin baik lemparannya.
Pada awalnya, mempraktekkan teknik castiang mungkin terkesan menyulitkan. Untuk membangun ingatan yang baik agar bisa menyatukannya membutuhkan waktu. Pelajarilah masing-masing langkahnya secara perlahan dan fokus menggunakan teknik yang baik. Dengan sedikit dedikasi dan praktik, Anda kan siap melakukan teknik ini baik secara langsung saat memancing dan juga akan memiliki dasar yang mantap di mana Anda bisa membangun serta mempelajari semua jenis kesenangan dan teknik casting yang berguna.
Video-video pembelajaran fly fishing
Video cara mencegah senar kendur pada fly fishing
Video cara mendapatkan timing saat casting dengan fly fishing
Variasi arah lontaran dalam mancing fly fishing
Penggunaan tenaga dalam lecutan casting pada fly fishing
Tips meluruskan sebar dalam lontaran pada fly fishing
Tips lemparan menggulung pada fly fishing
Mengarahkan lure ke sasaran dalam fly fishing
Tumpukan (lemparan) dalam fly fishing
Lemparan membentuk kurva pada flys fishing
Lemparan dengan lintasan berkelok-kelok dalam fly fishing
Leave a Reply