The big three, julukan yang pantas untuk 3 pabrikan fishing tackle ini. Kami rasa angler manapun tidak akan asing dengan nama Daiwa, Shimano dan Abu Garcia. Dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing serta memiliki basis fans yang fanatik, tentunya akan sulit untuk mencari mana yang terbaik. Di indonesia sendiri hampir boleh dibilang 3 brand ini yang paling banyak dipakai oleh angler. Namun, tahun ini para angler harus merogoh kocek lebih dalam, pasalnya hampir semua seri baicasting reel yang dikeluarkan dan di upgrade adalah seri-seri kelas wahid.
Kita mulai dari Shimano, brand kenamaan Jepang yang sudah tidak diragukan lagi kualitasnya. Teknologi yang selalu dikembangkan membuat tangan ini merasa gatal untuk segera upgrade reel lama ke edisi terbaru. Adapun baitcasting reel yang diupgrade di 2018 adalah New Calcutta Conquest, Antares DC MD, Aldebaran MGL 30 dan Bantam MGL. Dari beberapa seri tersebut, muncul 1 nama seri yang jarang sekali terdengar. Bantam MGL, di ulang tahunnya yang ke 40 akhirnya mendapat upgrade yang signifikan.
Seperti dikutip dari laman web Shimano, di seri Bantam MGL untuk pertamakalinya memperkenalkan teknologi terbaru coresolid body. Body full alumunium alloy terdiri dari tiga bagian utama: rangka tengah (main frame), tutup samping bagian handle (handle sideplate) dan tutup settingan brake (dial case) membuat reel ini begitu kokoh dan simple. Dibekali dengan magnumlite (MGL) spool, spool ringan berbahan magnesium andalan shimano dan sistem rem sentrifugal terbaru khas shimano, new SVS infinity MGL. SVS infinity MGL ini merupakan peningkatan dari SVS sebelumnya yang mengharuskan kita membuka tutup rem (brake sideplate) untuk melakukan settingan manual pada pin sentrifugal di spool.
Pada sistem pengereman baru ini shimano seolah menjelaskan bahwa tanpa melepas tutup brake kita sudah bisa setting pin sentrifugal melalui pengaturan luar (eksternal dial up) , lebih mirip setingan rem magnetic. tak tangung-tanggung settingan luarnya diberi rentang sampai 20 tingkatan, semakin tinggi nomor semakin kuat pengeremannya. Jauh sekali dibanding SVS terdahulu yang hanya memberi rentang 1 sampai 6 tingkatan. Keren!
Aldebaran merupakan seri shimano yang dikhususkan untuk melempar lure-lure ringan (finesse fishing). Aldebaran MGL 30 atau Aldebaran MGL berdiri di tengah-tengah antara generasi sebelumnya yaitu Aldebaran 50 (2015) dan Aldebaran BFS XG (2016). Bentuk bodi yang serupa namun berbeda spesifikasi. Dibekali MGL spool dan new SVS infinity MGL, reel ini lebih layak dibilang peningkatan dari Aldebaran 50. Seri BFS XG sendiri merupakan seri yang sangat berbeda spesifikasinya karena telah menggunakan Finesse Tune Brake (FTB,) sistem pengereman magnetik terbaru Shimano, jenis dan bentuk spool juga sangat berbeda, sehinnga agak rancu jika harus dibandingkan head to head dengan Aldebaran MGL.
Aldebaran MGL dan Aldebaran 50 memiliki kemampuan melesatkan lure dengan berat yang sama, 5 gram ke atas namun MGL spool pada Aldebaran terbaru ini lebih dangkal (shallow spool) dan ringan dibanding Aldebaran 50 sehingga akan lebih nyaman untuk cast lure-lure ringan . Pengaturan remnya pun akan lebih mudah, mengingat jenis brake yang dipakai adalah sentrifugal terbaru dengan 20 tingkatan pengaturan luar, sedangkan aldebaran 50 masih menggunakan SVS jenis lama yang hanya 6 tingkat pengaturan.
Untuk seri Antares terjadi di peningkatan brake digitalnya yang disebut XB tuned 4×8 DC. peningkatan pengereman digital milik shimano ini terjadi pada settingan luar di rentang nomor 5-8 yang dikhususkan untuk lure jenis bulky swimbait (umpan selam berbentuk ikan tiruan yang berat dan besar). pada setingan tersebut shimano menjamin kita dapat melempar bulky swimbait hingga melesat seperti roket, wow! MD sendiri kependekan dari Monster Drive. Dri kabar yang beredar, reel ini diupgrade untuk menargetkan ikan-ikan monster di sungai Amazon, sehingga drag pun dinaikkan menjadi 6kg. Tak umum terjadi reel low profile shimano dengan drag sebesar ini.
Untuk Calcutta Conquest dapat upgrade di tipe 300 dan 400 dengan Syncro Level Winder. Teknologi apalagi ini? Jadi begini, Ketika tali keluar dari spool (saat cast lure ataupun fight dengan ikan) line guide atau pengarah keluar masuk tali akan bergerak menyesuaikan posisi tali di spool seperti saat retrieve. Unik bukan? Hal ini menyebabkan berkurangnya gesekan tali di line guide.
Sementara Daiwa – pabrikan yang juga bermarkas di Jepang ini memiliki cara tersendiri dalam merilis produk-produk terbarunya. Melalui laman youtube – Project T, di ulang tahunnya yang ke 60, Daiwa merilis tipe-tipe BC reel dari new Zillion HD, Ryoga, SV Light LTD-TN, Z2020 Red, Red Tune TW dan Alphas Air Stream Custom.
Yang menarik, kali ini Daiwa mulai menggunakan main gear dan pinion gear (pasangan gear pemutar spool) dengan gerigi kecil yang banyak untuk menghindari gear loss, yaitu kejadian dimana gerigi pada maingear dan pinion gear tidak mampu menahan beban berat sehingga tali merosot dari spool. Sistem ini diberi nama Hyper Mesh Gearing System, bisa dibilang mirip Micro Modulenya Shimano. Zillion HD semakin cantik bentuknya, dengan frame dan kedua tutup samping full aluminium alloy. SV Light LTD-TN bisa dibilang hasil kawin silang antar SS SV dan SS Air dengan upgrade yang dirancang pro staff Daiwa, om Toshinari Namiki. Dipersenjatai the next SV generation spool, new PH32mm Path SV Spool. Yang jelas melalui akun FB-nya om Toshinari menjamin reel ini akan jauh berbeda performanya dibanding reel daiwa yang lain.
Kabar gembira datang dari seri Alphas, Alphas Air Stream Custom. Bisa dibilang proyek rahasia gabungan Daiwa dan SLP Works. Dengar-dengar reel ini telah di tes oleh tim khusus di sungai arus deras Jepang selama 1 tahun penuh dan telah melewati medan dengan total 500 mile jauhnya. Semua dilakukan demi eksperimen dan peningkatan agar reel ini benar benar sempurna untuk finesse dan stream fishing (teknik memancing di sungai arus deras dengan umpan kecil/ringan). Untuk Seri Red Tune TW sendiri merupakan seri yang langka, collector item. Berbasis Steez SV TW, tampilannya benar benar sangat artistik dan indah. Dengan gabungan hitam dan merah, seri khusus 60 tahun daiwa ini terlihat sangat elegan. Untuk seri lain belum ada informasi akurat selain perubahan warna seperti Z2020 Red. Reel badaknya Daiwa yang sudah tidak diragukan lagi ketangguhannya, Semoga saja segera beredar informasi terbaru.
Abu Garcia, satu-satunya brand big three yang berasal dari luar Jepang mulai unjuk gigi. Pabrikan asal Svangsta Swedia yang terkenal dengan seri round yang tangguh ini semakin meningkatkan inovasi di ranah baitcasting reel. Tak tanggung tanggung, seri Revo mengalami peningkatan di hampir semua bagian. Peningkatan signifikan terjadi pada system brake sentrifugal khasnya IVCB, yang sebelumnya 4 pin centrifugal kini menjadi IVCB-6L dengan 6 pin sehingga jangkauan berat lure semakin luas. Beauty “in” the beast mungkin ini julukan yang tepat , di dalam bentuk mungil dan cantik tersimpan kekuatan drag 24lbs. Drag karbon berlapis terbaru dengan nama Power Stack Carbon Matrix Drag System dijamin bisa bikin gigi kocolan rontok. Inovasi selanjutnya yang tidak kalah penting adalah Eversilk Coated Pinion Shaft and Pawl, bagian shaft ini dilapisi dengan teknik paten Abu Garcia.
Teknik pelapisan yang membuat permukaan shaft menjadi sangat halus sehingga gesekan antara shaft dengan pinion dan pawl jauh berkurang. Jika gesekan berkurang maka putaran akan semakin halus dan tentu saja tingkat daya tahan semakin tinggi. Tak mau kalah dengan Daiwa, Abu Garcia juga mempunyai proyek top secret. Khusus JDM (Japan Domestic Market) pabrikan ini akan merilis seri yang benar-benar baru. Roxani, sangat asing bukan? Seri ini terdiri dari 4 tipe yaitu Roxani 7 (Rasio 7), Roxani 8 (Rasio 8), Roxani BF8 (Shallow Spool, Khusus finesse fishing) dan Roxani Power Shooter (Power Handle dan drag besar). Mengadaptasi bodi Revo 4 dengan teknologi baru seperti Salt Shield untuk perlindungan dari korosi akibat air laut, Magtrax X (magnetik brake), New Infini Brake yaitu sistem pengereman gabungan sentrifugal dan magnetik semakin mengukuhkan bahwa seri ini bakalan ramai diincar para angler.
Demikian informasi yang dapat kami rangkum. Bagi angler nusantara udah boleh siap-siap nabung nih. Pasalnya, rata-rata reel diatas hanya dapat dikantongi dengan nominal antara dua juta sampai 5 jutaan keatas dan tak semuanya masuk pasar Indonesia. Yang jelas, “you will get what you pay”. Hajar!
Leave a Reply