Teknik mancing jigging memiliki beberapa kekhususan dalam prakteknya di lapangan. Salah satunya adalah slow pitch jigging. Teknik ini mirip jigging pada umumnya, perbedaannya saat retrieve jig diberi jeda atau istilah bekennya stop and go reeling. Lewat cara ini umpan akan lebih pelan (slow) saat naik ke permukaan.
Hampir semua spesies ikan laut bisa di pancing menggunakan metode mancing yang kini berkembang pesat di Jepang ini. Set tackle yang digunakan pun menggunakan set tackle kelas ringan bahkan sebagian terhitung kategori ultralight.
Saat ini sudah banyak tersedia di pasaran jenis-jenis joran dan reel slow jigging. Joran yang biasa digunakan mulai dari pe 1-3 atau 2-4, dengan reel dengan ukuran 2000-3000. Reel overhead, spinning bahkan low profile baitcasting reel sudah ada yang dirancang khusus untuk slow jigging. Dengan penggunaan set tackle kelas ringan maka tenaga yang dibutuhkan tidak mudah habis terkuras, apalagi jika mancingnya seharian.
Di indonesia, teknik slow pitch jigging mulai berkembang pesat. Spotmancing.com kebagian kepoin Kang Hary Buana – salah seorang angler senior yang mulai mendalami teknik ini. Beliau juga merupakan mantan wartawan senior yang hijrah ke dunia mancing.
Ngomong-ngomong beliau sekarang juga lebih sering nulis tentang dunia mancing lho, dan beliau mengungkapkan alasan hijrahnya. “Pada satu titik saya ada kejenuhan ketika menjalani profesi sebagai wartawan. Bosen om, nulis politik terus. Lebih baik energi menulis saya curahkan ke tulisan tentang dunia mancing”’ ungkap kang Hari.
Semua teknik mancing pernah Ia coba, baik freshwater maupun saltwater. “Saya menikmati semua teknik mancing dengan segala keragamannya, kebetulan sudah setahun ini saya lagi agak gila jigging. Terutama slow pitch jigging atau slow jigging”. Ungkapnya. Target yang biasa diincarnya adalah amberjack dan rubby snapper, “selain karena tenaganya yang kuat ikannya juga enak dikonsumsi”, jelas beliau.
Pria kelahiran Sukabumi ini memiliki cara sendiri dalam memilih piranti untuk slow jigging.”saya lagi suka push to the limit. Pake line ukuran 0.8 dengan leader max 20lbs, tapi targetnya tetap ikan-ikan besar di kedalaman laut sekitar 100 meter. Kadang nekat, line 0.8 pake metal jig sampe 250 gram”. Terang Kang Hary.
Salah satu bagian terpenting dalam penggunaan metal jig dalam teknik jigging adalah assist line. Assist line merupakan rangkaian senar yang menghubungkan antara hook dan metal jig, biasanya berbahan kevlar agar kuat saat bergesekan dengan gigi ikan. Dapat dirangkai sendiri atau menggunakan rangkaian jadi yang tersedia di pasaran. Kebanyakan angler lebih memilih membeli rangkaian jadi ketimbang membuatnya sendiri. Namun sebagian lebih memilih berkreatifitas tanpa batas seperti yang dilakukan oleh Kang Hary Buana.
Baru-baru ini Kang Hary mencoba memodifikasi rangkaian assist line jigging dengan teknik yang dikembangkannya sendiri. Assist line yang Kang Hary beri judul “Fluoro Core Assist Line for Jigging” ini sebenarnya cukup simple. Intinya adalah memasukkan line fluoro Carbon(FC) ke dalam assist sebagai core (inti). Peralatan dan bahan yang disiapkan antara lain jarum panjang, cutter, assist line nomor 15 dengan breaking strength di atas 200 lbs, fluoro carbon leader 20 lbs. Cara merangkainya dapat dilihat pada foto-foto berikut :
Bagaimana? Cukup mudah kan. Bahkan untuk para angler pemula cara ini kami yakin bisa dengan mudah dipraktekkan di rumah.
Menurut kang Hary, assist modifikasi ini memiliki kelebihan tersendiri. Dengan diisi benang fc sebagai core (inti) membuat assist menjadi lebih kaku sehingga memperkecil kemungkinan assist atas bawah dan pasangan setiap hook saling membelit. Bisa menggunakan nilon namun karakter benang fluoro carbon yang kaku tentunya bakal lebih membantu.
Terima kasih kepada Kang Hary Buana yang sudah mau membagikan ilmunya kepada spotmancing.com, semoga bermanfaat bagi angler senusantara khususnya yang sedang mendalami teknik jigging. Selamat mencoba! (Udi Wijaya)
Leave a Reply