Sering kita jumpai maraknya aksi illegal fishing – seperti memancing dengan cara menyetrum, meracun dan juga membom ikan menggunakan bahan peledak. Perbuatan itu tentunya sangat merugikan banyak pihak termasuk merusak ekosistem dan habitat alami ikan – baik di laut maupun di sungai. Mengambil kekayaan laut dengan cara merusak demi keuntungan pribadi tentunya harus kita hentikan sejak dini agar keseimbangan ekosistem perikanan tetap terjaga sehingga kelak anak cucu kita juga dapat menikamati kekayaan laut dan sungai sebagaimana kita nikmati sekarang ini.
Maraknya aksi illegal fishing dengan cara-cara yang merusak tersebut memaksa beberapa aktivis pecinta lingkungan – baik yang tergabung dalam sebuah organisasi maupun perorangan, gencar melakukan kampanye dan aksi konservasi alam. Hal itu dilakukan secara lisan melalui media sosial, maupun langsung terjun ke lapangan memberikan edukasi tentang bahaya illegal fishing kepada masyarakat umum.
Baca artikel: Setitik Harapan di Sungai Ciliwung
Satu diantara banyaknya aktivis pecinta lingkungan yang peduli akan ekosistem perairan laut dan sungai adalah Michael Risdianto yang juga kita kenal sebagai juru kamera di acara Jejak Petualang Trans7. Michael yang cukup peduli dengan ekosistem perairan laut dan sungai di Indonesia merasa bahwa ekosistem perairan di Indonesia sudah diambang batas bahaya. Dimana hal tersebut berimbas pada terancamnya habitat ikan baik di laut maupun sungai.
Baca juga artikel : Kematian massal ikan di Waduk Malahayu
Berawal dari keresahan tersebut, maka Michael Risdianto pun membentuk sebuah aksi pergerakan yang bernama Wild Water Indonesia yang saat ini populer dengan jargonnya “Small things make a big differences! “
WILD WATER INDONESIA (WWI) adalah jaringan kepedulian perairan Indonesia dengan konsern :
(1). Kampanye kegiatan perairan ramah lingkungan
(2). Melawan kegiatan penangkapan ikan yang merusak yaitu “setrum, racun dan bom ikan” (illegal fishing).
Kenyataan bahwa seluruh sahabat WWI (julukan bagi anggota Wild Water Indonesia) adalah individu yang tidak memiliki wewenang pada penegakan dan sanksi hukum, aksi kampanye WWI diwujudkan dalam bentuk aksi persuasif berupa himbauan dan inspirasi kepedulian perairan. Beberapa aksi yang kini menjadi perhatian seluruh sahabat WWI di Indonesia antara lain; kampanye kegiatan memancing ramah lingkungan, patroli perairan, partner aparat menegakkan undang-undang perikanan.
Baca juga artikel: Kondisi alami perairan Indonesia dalam kondisi kritis!
Selain itu WWI juga melakukan restocking (tebar benih ikan), relocation (penyebaran spesies ikan tertentu), kegiatan bersih sampah di perairan, penanaman pohon, edukasi lingkungan perairan, pendataan ikan endemik, kampanye catch and release ikan langka, perlindungan spesies ikan langka (sanctuary), bag limit (pembatasan jumlah tangkapan), transplantasi terumbu karang, perlindungan mata air, yang tentunya mendukung kearifan lokal perairan yang berkelanjutan (sustainable).
Sejauh ini kegiatan WWI yang digawangi Michael dengan bantuan dari seluruh sahabat WWI yang tersebar luas di Indonesia mendapat apresiasi dan respon yang positif baik dari masyarakat, aparat penegak hukum, perangkat desa dan juga para pemangku kebijakan daerah. Seringkali aksi kegiatan yang dilakukan sahabat WWI mendapat dukungan baik moril maupun materil dari masyarakat yang juga peduli akan ekosistem perairan di Indonesia.
Jaringan WWI kini tersebar luas di semua provinsi Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, NTT dan lain-lain. Spotmancing.com berhasil merangkum beberapa kegiatan sahabat WWI dari beberapa daerah di pulau Jawa, Sumatra dan Kalimantan yang didapat dari dokumentasi WWI.
Wild Water Indonesia Jogjakarta
Sahabat WWI Jogjakarta terbukti aktif dan peka terhadap beberapa masalah polusi perairan dan lingkungan. Bahkan sahabat WWI mendapat support dan dukungan penuh dari Bapak Kapolda Daerah Istimewa Jogjakarta Brigjend Polisi Ahmad Dofiri pada saat melakukan kegiatan pelepasan tukik dan penanaman bibit pohon cemara beberapa waktu lalu di Jogjakarta.
Selain itu Sahabat WWI Jogjakarta juga terlibat langsung dalam proses relokasi penyu di penangkaran penyu Pantai Samas yang berawal dari salah satu laporan postingan seseorang di jejaring sosial facebook yang akhirnya membawa pulang penyu tersebut kembali ke rumahnya di lautan.
Wild Water Indonesia Sumbawa
Di Teluk Saleh, Sumbawa, setidaknya ada 80-an lebih bagan apung yang beroperasi sepanjang tabun di lautan Sumbawa. Dengan fleksibilitas mobilisasi yang luar biasa ini tentunya berpotensi mengakibatkan over fishing.
Beberapa Sahabat WWI Sumbawa di Teluk Saleh mencoba mereduksi potensi ini dengan menggemakan konsistensi perburuan hanya dilakukan pada kalender bulan pada tanggal tertentu saja sehingga tidak ada lagi bagan apung yang beroperasi sepanjang waktu. Edukasi program ini juga dilakukan sahabat WWI mulai dari sekolah-sekolah sampai ke perangkat desa.
Wild Water Indonesia Kalampangan Palangkaraya
Kalimantan yang terkenal akan potensi mancing air tawarnya tidak lantas membuat sahabat WWI terlena akan kewajiban dan andil mereka dalam menjaga ekosistem perairan air tawar nya. Sahabat WWI Kalampangan Palangkaraya gencar melakukan aksi solidaritas mereka dengan cara sosialisasi keliling ke desa-desa dan spot-spot yang sering disambangi baik oleh pemancing maupun pencari ikan. Poster dan pamflet Stop Racun, Setrum dan bom ikan terlihat rata tersebar baik di danau, sungai , maupun waduk-waduk di Kalampangan.
Selain 3 sahabat WWI diatas masih banyak sahabat-sahabat WWI daerah lainnya yang hingga saat ini masih intens menjalankan program WWI. Apabila angler memerlukan info lebih lanjut dengan apa saja kegiatan Sahabat Wild Water Indonesia bisa langsung klik tautan ini: WILD WATER INDONESIA
Salam Lestari Wild Water Indonesia!
Leave a Reply