Belum genap 2 bulan rasa prihatin pengguna manfaat waduk sirna – tepatnya sejak kematian massal ikan nila di waduk Malahayu. Kini kasus serupa kembali menimpa ikan gabus di bendungan yang terletak di Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes – Jawa Tengah itu.
Banyak pihak menengarai faktor alam sebagai pangkalnya. Saat intensitas curah hujan di sekitaran waduk seluas 9,3 Km 2 itu sedang tinggi tingginya, tentu berakibat pada meluapnya tinggi muka air waduk secara drastis .
Dampak dari menggelontornya air hujan dan banjir yg membawa material organik dan anorganik ini menjadi pemicu proses pembalikan lapisan air paling bawah yg rendah oksigen, serta zat pembusuk beracun yg naik ke permukaan. Peristiwa yg boleh dikatakan rutin di setiap awal musim hujan baik di waduk maupun disungai biasa disebut dg istilah bladu atau up welling
Adapun di luar faktor alam – seperti pernah juga terjadi di waduk atau perairan lain, terdapat juga anasir serius lainnya yang menjadi pencetus kematian ikan.
1 . Perubahan suhu air .
Perubahan suhu air di waduk / sungai juga bisa menjadi pemicu ikan mati secara massal , hal ini terjadi karena saat musim hujan suhu di dasar waduk / sungai lebih tinggi dari suhu di permukaan begitupun sebaliknya saat musiom kemarau menjelang .
2 . Pencemaran Kimiawi
Pembuangan limbah pabrik , bocornya kapal tangker yg membawa minyak serta penggunaan pestisida untuk mencari ikan juga menjadi pembunuhan ikan secara massal .
3 . Pencemaran Biologis .
Penebaran benih ikan dari daerah lain yg sudah terpapar virus , parasit dan cacing juga bisa menimbulkan dampak buruk terhadap ekosistem setempat .
Selain itu pencemaran biologis juga bisa berupa tanaman gulma seperti enceng gondok yg didatangkan dari luar daerah akan bisa mencemari suatu perairan .
Apakah kasus kematian ikan nila dan ikan gabus di dam ini merupakan rentetan dari dampak bladu ? Atau apakah biang keladinya adalah pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan? Tentu harus dibuktikan lewat penelitian mendalam. Yang pasti fenomena kali ini jauh lebih parah dari kejadian serupa yang pernah terjadi sebelumnya.
Bicara soal ekosistem perairan tidak hanya menyangkut kehidupan biota air. Namun juga berkaitan erat dengan aspek sosial dan ekonomi warga sekitar. Bila terjadi kerusakan pada ekosistem tersebut, secara pasti akan mengakibatkan masalah yang jauh lebih kompleks dari hanya sekedar kematian ikan. Menurunnya pendapatan warga, pengangguran, atau dampak merugikan lainnya akan segera menyertai kerusakan suatu habitat.
Kasus terkini dari kematian massal ikan gabus harusnya jadi pertanda penting. Mengingat snake head adalah ikan yang punya daya tahan tinggi dari polusi ataupun perubahan alam. Namun jika gabus sudah terkena dampak, saatnya semua pihak – khusus dinas terkait, untuk ambil langkah cepat mengatasi persoalan ini, jika tak ingin masalahnya kian meluas dan menjadi kompleks. (H. Bisri Zaeny)
Leave a Reply