Banyak jalan bagi Tuhan memanggil hambanya kembali. Ketika dalam perjalanan, waktu tidur, atau bahkan saat tertawa gembira misalnya, setiap manusia bisa saja meninggalkan dunia fana ini. Musibah bocornya perahu yang mengakibatkan 3 pemancing tewas di Kepulauan Seribu ini, adalah salah satu cara Sang Pencipta menunjukkan kekuasaanNya.
Kejadian memprihatinkan itu bermula saat salah seorang warga Pulau Tidung, yakni Jalaudin, melihat adanya orang melambaikan tangan meminta pertolongan. Saat itu, Jalaudin tengah asyik duduk di pinggir pantai. Melihat kejadian itu, ia kemudian melapor ke petugas kepolisian, dan langsung ditindaklanjuti.
Dilaporkan tiga orang yang tengah memancing di perairan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta, tenggelam Sabtu kemarin, 7 Januari 2017. Dua korban tenggelam berhasil selamat, sementara seorang lainnya – hingga laporan ini diturunkan, belum ditemukan.
Menurut keterangan salah seorang anggota Badan SAR Nasional (Basarnas), Doni – seperti dikutip dari Vivanews.com, pencarian masih dilakukan terhadap Zaski, pria paruh baya berusia 62 tahun yang masih hilang. “Masih dalam proses pencarian,” ujar Doni dalam keterangannya, Minggu, 8 Januari 2017.
Informasi yang disampaikan pihak berwenang, orang yang melambaikan tangan meminta pertolongan itu merupakan pengunjung di kawasan Pulau Tidung yang tengah memancing menggunakan perahu sampan. Dalam perahu tersebut, ada tiga orang pengunjung, yakni Zaski -masih hilang, dan dua temannya Sahari (62) dan Darsil (53).
Korban selamat menjelaskan, perahu sampan yang mereka gunakan untuk memancing memang tenggelam karena bocor hingga oleng. Tak lama sampan pun terbalik. “Ketiga korban berusaha menyelamatkan diri, masing-masing dengan melompat dari perahu, dua orang selamat dan satu orang tenggelam (masih dalam pencarian),” kata dia.
Sebagai pemancing tentunya kita sangat prihatin dengan musibah ini, dan sudah sepatutnya dapat mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Berdoa sebelum melakukan trip mancing, dan mempersiapkan segala keperluan memancing dengan secermat mungkin- termasuk jaket pelampung, sudah seharusnya dilakukan. Jika semua persiapan sudah dilakukan, kita dapat bertawakal, dan hatipun menjadi tenang.