Wilayah perairan darat yang bersih, minim polusi, tentunya jadi dambaan setiap angler. Dengan kualitas air yang terjaga, populasi ikan berkembang dengan sehat. Namun sayang – khususnya di Pulau Jawa, kondisi sungai kebanyakan telah tercemar, akibat tidak bijaksananya manusia memperlakukan sungai.
Namun jangan khawatir! Masih ada beberapa batang air di pulau Jawa yang masih layak jadi sarang iwak. Salah satunya adalah Kali Wawar, Purworejo – Jawa Tengah. Di spot yang berjarak sekitar 300 meter dari laut selatan tersebut, banyak angler mengadu peruntungan dari mulai pagi buta hingga malam menjelang. Ketika spotmancing.com berkunjung ke tempat ini, tampak tak henti-hentinya para pemancing tiba dan beraksi dengan tackle masing-masing.
Spot Kali Wawar sebenarnya adalah sebuah muara sungai yang terletak di kelurahan Kertojayan, Kecamatan Grabag. Di ujungnya berdebur ombak besar khas pantai selatan, tepatnya di pantai Kertojayan. Seperti layaknya sifat muara – Kali Wawar menghasilkan zat-zat organik yang dibawa aliran sungai di hulu. Selain itu, akibat cahaya matahari yang relatif tembus hingga bawah, di dasarnya ditumbuhi aneka tanaman air yang subur, maka spot ini menjadi tempat favorit ikan untuk bertelur dan mencari makan.
Di hilir batang air ini banyak terdapat bebatuan yang menjorok ke tengah, hingga ikan-ikan jenis mangrove jack, baramundi, tarpon, dan kapuran, menjadikannya sebagai tempat singgah. Tingkat salinitas yang tinggi saat pasang, menyebabkan ikat laut berukuran besar juga kerap menyambagi perairan tersebut. Karena itu ukurannya pun jadi bervariasi. Mulai dari ikan seberat 1 kg, hingga 20 kg lebih, acap landed di spot berair tenang tersebut.
Untuk menuju Kali Wawar, kita dapat memulainya dari kota Purworejo. Dengan menggunakan kendaraan umum menuju terminal Ketawang, lalu disambung ojek motor lewat jalur Deandels – seharga Rp. 25.000, kita sudah sampai di lokasi.
Namun sebelum tiba – jika berniat menggunakan teknik ngocer, sebaiknya mampir dulu di kawasan Kali Jali untuk membeli umpan udang hidup. Cukup merogoh kocek Rp. 10.000, kita bisa memperoleh 14 ekor udang. Untuk membawanya, jangan lupa siapkan ember kecil dan juga airator agar udang tetap hidup dalam beberapa jam ke depan. Jika tak sempat mampir, di lumpur sekitar lokasi banyak bertebaran anak betok atau keting, alternatif yang juga efektif untuk memburu predator.
Menurut penuturan Hari Purwanto – angler senior yang cukup hafal soal sarang- sarang ikan di spot tersebut, memancing di Kali Wawar bisa dilakukan dengan bermacam teknik. Angler kelahiran Surabaya tersebut mempersilakan jika ingin melakukan casting. Bagi pemancing yang juga berprofesi sebagai petani papaya tersebut, joran dengan panjang antara 240 – 270 cm, dengan kekuatan 6 – 12 Lbs cukup pas untuk cast dan retrieve di Kali Wawar. “Hook nya bisa dipilih ukuran 9 – 11, dan PE bisa menggunakan tingkat 1-3.
Jika menggunakan umpan artifisial, yang paling cocok dipakai di dasar sungai berbatu tersebut adalah jenis minow atau softlure dengan aksi floating atau sinking dan punya kedalaman 1,5 – 2 meter di bawah permukaan air. Jika pada lure terpasang treble hook – agar tidak sering tersangkut pada batu, Hari menyarankan untuk menggantinya dengan double hook.
Para pemancing lokal – termasuk Hari kerap juga menggunakan joran tegeg khas mancing pasiran. “Saya biasa pakai joran tegeg sepanjang 5 meter dengan spinning reel,” ujarnya.
Ditambahkan pula oleh mantan kepala mekanik PT. Indomobil tersebut, bahwa untuk ngoncer, sebaiknya memilih kail dengan model ujung nekuk ke dalam sehingga live bait tak mudah lepas. “Yang paling tepat susunan rangkaiannya itu adalah kail, leader sekitar 40 cm, kili – kili, setelah itu baru timah pemberat yang dipasang secara free line agar bergerak bebas,” kata Hari.
“Cara mancingnya, timah dibiarkan mencapai dasar, tarik sedikit, hingga umpan berenang-renang di tengah,” sahut om hari lebih detil.
Perihal leader-nya Hari menyarankan agar memakai jenis fluoro carbon. Tujuannya tak lain agar tampilan leader tersamar di dalam air.
Memancing di Kali Wawar seringkali menghadirkan kejutan tak terduga. Dalam sebuah kesempatan, angler lokal – bahkan dengan tackle sederhana, sanggup mendaratkan giant travelly seberat 20 kg. Dalam masa lainnya, seekor blackbass – ikan yang dirindukan keberadaannya di pulau Jawa ini, sukses dibawa pulang. Artinya, Kali Wawar adalah satu spot potensial untuk memancing, tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. “Yang penting tahu waktunya kapan harus mancing, yaitu ketika air mau surut,” Kata Hari menutup pembicaraan.
Spot Kali Wawar tak jauh dari pemukiman penduduk. Fasilitas untuk shalat atau mandi, tersedia di mushala yang bisa dicapai dalam beberapa menit. Sedangkan jika perut terasa lapar dan kerongkongan haus, beberapa warung tersedia dan menjajakan aneka hidangan. Seperti disebutkan di atas, bahwa memancing di tempat ini perlu waktu yang pas – yakni saat air hendak surut. Untuk itu pastilah diperlukan informasi yang akurat tentang kondisi air. Karena itu, jika berniat berkunjung, sahabat angler kita – Hari, mempersilakan menghubunginya lewat akun facebook seperti yang sudah penulis sampaikan di atas.
Naaah…Yuk ke Kali Wawar!
Leave a Reply