Teknik yang menggunakan umpan-umpan jig ini biasanya digunakan di air asin atau di laut dengan target ikan-ikan dalam. Lantas bagaimana jika diadaptasikan di air tawar, apakah bisa?. Di Negeri Paman Sam, freshwater jigging adalah hal yang lumrah, mereka biasanya menargetkan spesies – spesies seperti trout, salmon dan walleye. Musim dingin adalah waktu terbaik menggunakan teknik ini karena ikan-ikan tersebut berada di kedalaman sungai atau danau.
Di Indonesia sendiri jarang sekali angler-angler menggunakan teknik jigging di air tawar.Mereka lebih memilih dasaran atau casting. Selain karena tidak terbiasa, spot freshwater yang memungkinakan untuk teknik satu ini pun tergolong sedikit. Meski demikian, ada beberapa pemancing yang telah mengadaptasikan teknik ini di area freshwater – khususnya danau.
Satu dari beberapa penggemar teknik freshwater jigging ini adalah Om Viven. Angler asal Payakumbuh Sumatera Barat ini mengaku tanpa sengaja menggunakan teknik jigging di danau. “Awalnya saya sering dapat hampala dengan cara casting. Suatu hari – saat lagi dasaran, senar yang diulur tidak sampai menyentuh dasar danau. Kebetulan bawa set casting yang sudah terpasang lure spoon. kemudian saya gunakan untuk mengukur kedalaman spot tersebut. Setelah terukur saya gulung, tiba-tiba ditarik yang ternyata saat dinaikkan adalah ikan hampala. Iseng-iseng coba lagi dan dapat sambaran lagi. Akhirnya sampai sekarang hampir tiap turun mancing saya gunakan teknik jigging.” Jelas Om Viven. Akibat eksperimen tak sengaja ini, membuatnya lebih mempercayakan spoon sebagai lure andalan ketimbang metal jig.
Pria yangr bernama lengkap Musral Efendi ini mengungkapkan kelemahan teknik ini dibanding lainnya adalah hanya bisa untuk target ikan hampala. “Sejak awal sampai sekarang belum pernah mendapatkan spesies lain. Untuk target ikan-ikan snakehead seperti gabus dan toman saya masih mengandalkan teknik casting,” Imbuhnya.
Danau PLTA Koto Panjang menjadi spot andalan Om Viven. Danau buatan yang memiliki pemandangan indah ini memang sudah lama terkenal sebagai penghasil ikan dan menjadi sandaran perekonomian warga sekitar. Di kalangan pemancing sendiri, daerah ini terkenal akan spesies-spesies ikan predator seperti toman, gabus dan hampala. Tak heran jika dijumpai banyak angler lokal dan luar daerah yang memancing di sini. Dengan kedalaman yang berkisar diantara 30-50 meter manjadikan danau ini tempat yang cocok untuk teknik jigging.
Agar strike rate tinggi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.” Usahakan cari spot yang memiliki kedalaman di atas 25 meter dekat keramba. Jangan mengulur umpan terlalu dalam agar tidak tersangkut kayu-kayu atau akar mati di dasar danau,” terang Om Viven.
“Saya biasanya di kedalaman maksimal 20-25 meter, dengan menggunakan lure spoon yang agak berat biar cepat tenggelamnya,” tambahnya. Untuk masalah waktu, Ia menyarankan agar memancing jiging saat cuaca terik. Pasalnya, adalah karena hampala lebih mudah melihat spoon yang berwarna mengkilap.
‘Untuk air jernih gunakan spoon kuningan, jika keruh gunakan yang berwarna perak atau chroom,” saran Om Viven. “Lakukan juga fast retrieve karena hampala termasuk ikan perenang cepat.” Ungkap Om Viven tentang tips-tips jigging di danau. Ia menambahkan,” Tidak semua spot di danau ada hampala di kedalamannya. Predator ompong ini kebanyakan berkeliling dan berburu di bawah keramba-keramba yang berisi ikan berukuran kecil atau masih bibit. Terutama yang berisi benih ikan mas karena ikan ternak satu ini adalah mangsa favoritnya. Kalau yang isinya ikan besar sangat tipis harapan ada hampalanya.” Menurutnya tips-tips ini juga bisa diterapkan di daerah lain yang memilki karakteristik danau dan spesies yang sama.
Set pancing yang digunakan angler satu ini terbilang kelas berat. Set casting dengan joran line rate 25 lbs, senar PE nomor 5, leader 60 lbs dan lure spoon single hook 50 gram menjadi andalannya .” Saya menggunakan piranti BC karena saat menggunakan Spinning, umpan lama jatuhnya. Mula-mula pakai joran 8-17 lbs, dua kali patah gara-gara full drag dan tenaga hampala di sini bisa dibilang lebih kuat daripada tarikan toman. Reel baitcasting pun sudah dua yang hancur dihantam hampala 5 Kg up, hehe.” Ungkapnya. Sudah tak terhitung lagi jumlah ikan hampala yang ia dapatkan menggunakan set pancing tersebut. Saking asiknya teknik satu ini ada beberapa tamu Om Viven yang kecanduan.”Ada yang keracunan dosis tinggi, Hampir setiap hari ke sini sampai-sampai saya yang malu menerima uang rental perahunya.” Ceritanya.
Selain memancing, ternyata Om Viven juga menawarkan jasa penyewaan perahu dan fishing guide di Danau PLTA Koto Panjang. Dengan perahu yang mampu menampung maksimal 3 orang ia biasa berkeliling danau. “Mancing sih gak sering, tapi tiap hari.Hahaha!,” Kelakarnya. Bagi yang ingin merasakan sensasi strike hampala dengan teknik jigging di danau dapat menghubungi Rental perahu Ahza milik Om Musral Efendi di nomor 081261176423. Tak hanya teknik jigging, beliau juga menerima request mancing teknik lain seperti casting, pelampungan dan dasaran dengan syarat penyewa membawa sendiri kelengkapan pancingnya. “Bisa menggunakan jasa tekong, bawa sendiri atau sistem antar jemput. Spotnya pun bisa pilih sendiri atau kami yang antar ke spot-spot potensial.” Promosi Om Viven.
Bagi angler – angler Nusantara yang di daerahnya ada sungai arus tenang atau danau dengan kedalaman yang cukup dan ada Hampala barb-nya boleh langsung dicoba nih. Tapi ingat ya, minimal kedalaman di atas 25 meter .Jangan pula danau 2 meter dijigging, yang terjadi adalah, 3 kali gulung sudah naik umpannya , hehe. Good luck dan lestarikan mancing!