Menaklukan ikan Tuna Dogtooth yang bertenaga besar pastilah butuh keberanian dan strategi yang tepat. Apalagi ukuran yang dibidik tak main-main. Hal ini dirasakan betul oleh Sholiza Rachman saat bertarung di Karang Ranjalu, salah satu spot potensial di perairan Selat Malaka.
Menjadi menarik, ketika angler bisa mancing ikan dengan beragam jenis dan berukuran predator. Memainkan reel pada joran pun, seakan tak pernah berhenti, karena gigihnya pergerakan ikan yang seolah-olah paham akan dijadikan mangsa oleh angler yang mancing disini. “Waah, kita tak pernah bosan mancing ikan yang banyak berkeliaran di spot ini bang,” jelas angler yang gemar nancang ikan sejak kecil ini.
Tak salah jika Sholiza berucap seperti itu. Iwak yang ada di spot Karang Ranjalu ini, tumbuh subur karena kondisi airnya masih alami dan jernih, ekosistem yang masih terjaga, serta didukung oleh lingkungan yang tak tercemar oleh polusi udara. “Angler bisa dapat beraneka ragam spesies ikan, mulai dari Amberjack, Ruby, GT, Kurisi Cablak, Kuwe, Lilin hingga Dogtooth Tuna,” jelas Sholiza.
Ia pun mengatakan, kalau terakhir kali sempat mendaratkan ikan Tuna Gigi Anjing ini seberat 27 kilogram. Kondisi ini sebenarnya tak pernah terbayangkan oleh Sholiza, sehingga bisa strike ikan Dogtooth seberat itu. “Tenaganya luar biasa kuat, yang mana sering membuat saya kewalahan saat meladeni perlawanan ikan ini,” ujarnya. Situasi ini, tentunya harus diimbangi dengan kecerdikan angler saat memainkan tackle nya. “Bisa membuat line break serta joran patah, kalau kita tidak pintar-pintar mengendalikannya,” Tambah Sholiza.
Guna mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan itu, Sholiza pun menyiapkan perlengkapan mancing yang sepadan agar bisa mematikan perlawanan ikan petarung semacam ini. “Saat itu saya pakai rod kelas pe 8, reel kelas 10k serta line minimal pe 8,” sebutnya. “Paling tidak peralatan mancing yang saya bawa, cukup efektif untuk meladeni ikan ini,” tambahnya lagi. Sementara teknik jigging dan dasaran, seringkali ia gunakan saat mensasar monster perairan ini. “Kalau pakai dasaran, umpan tongkol satu ekor bisa dapat target babonnya dogtooth,” ungkap Sholiza.
Apalagi ikan yang termasuk kedalam spesies pelagis ini, cenderung agresif, karena habitatnya di sepanjang drop off terumbu karang. Sehingga, hampir semua jenis ikan yang berada di sekitar wilayahnya menjadi santapan empuk ikan yang bermulut besar itu. Menurut Sholiza ikan Dogtooth Tuna banyak berkeliaran pada tepian tebing laut pada kedalaman tertentu. “Ikan yang satu ini habitatnya sangat unik, karena selalu berada di puncak tubiran 80 meter dan langsung jatuh ke kedalaman hingga 176 meter,” jelas Sholiza. “Bagi saya ini menciptakan tantangan tersendiri,” tuturnya lagi.
Mancing ikan yang memiliki gigi kerucut di kedua rahangnya ini, sebaiknya dilakukan pada bulan Februari hingga April atau bulan September hingga Oktober. “Kalau istilah orang sini, ikan Dogtooth Tuna banyak di musim baratan, dari mulai kepala barat sampai penghujung barat. Tapi tidak tertutup kemungkinan di musim timur juga ada,” jelas pria asli Lhokseumawe ini.
Secara umum, mancing di spot Ranjalu ini menawarkan suasana yang berbeda. Saat aktifitas mancing dilakukan, angler akan ditemani oleh kicauan burung yang muncul dari belakang punggung bukit yang berada di sekitar spot ini. Menurut Sholiza, sejujurnya ada nuansa alami yang dihadirkan di perairan Lhokseumawe ini. “Hampir seluruh daratannya dikelilingi oleh lautan,” ujarnya. Dapat diartikan jika kota ini sebagian besar wilayahnya menghadap ke lautan sehingga tak bisa dipungkiri, jika Lhokseumawe memiliki beragam spot mancing yang layak untuk disambangi angler. “Kalau mancing disini, kita bisa melihat jajaran bukit barisan serta hamparan laut yang sangat luas,” ujarnya lagi.
Tak sulit untuk menuju spot di Karang Ranjalu ini, karena lokasinya dekat dengan kota Lhokseumawe. Ada dua jalur yang bisa angler gunakan untuk mencapainya. Pertama, Angler naik pesawat dengan tujuan ke bandara Kualanamu Medan. Setelah mendarat, dapat menggunakan ojek untuk diantar ke terminal Pinang Baris. Dari terminal ini, angler lanjut menggunakan bis yang menuju kota Lhokseumawe, dengan waktu tempuh enam jam lebih.
Cara kedua, setelah mendarat di bandara Kualanamu Medan, angler harus membeli tiket pesawat lagi, yang menuju ke bandara Malikus Saleh yang berada di kota Lhokseumawe. “Jarak antara bandara menuju spot ini, lebih kurang sekitar 10 hingga 15 kilometer,” sebut lelaki yang rajin menyambangi spot tersebut.
Selama menikmati aktifitas mancing di spot Karang Ranjalu, angler tak perlu khawatir akan penginapan serta tempat makan. Di lokasi ini, tak sulit untuk mencari kedua fasilitas publik tersebut, karena kota ini seringkali dikunjungi oleh para pelancong dari luar Nanggroe Aceh Darussalam. “Disini tak sulit cari penginapan seperti hotel atau losmen, apalagi tempat makan Bang..,” ucapnya.
Untuk menghabiskan waktu mancing di Salt Water ini, disediakan pula jasa penyewaan perahu sejak pagi hingga sore hari. Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa boat tersebut berada dikisaran 1,5 juta untuk sekali trip, dengan beragam kapasitas. ”Kita bisa memilih perahu sesuai kebutuhan, dari tiga hingga sepuluh orang,” jelas Sholiza.
Tuna Gigi Anjing atau Dogtooth Tuna, memiliki dua sirip punggung yang terpisah, diikuti oleh 6-7 finlets. Ikan ini memiliki mulut besar dengan gigi kerucut di kedua rahang, serta garis lateral pada paruh belakang ikan yang bergelombang. Spesies ini berwarna biru menjadi hitam di atas dan perak di bawah. Ia memiliki distribusi yang luas melalui bagian dari Samudera Hindia ke Pasifik Tengah.
Angler siap bertempur dengan predator-predator laut yang berkeliaran di spot ini? Jika penasaran, langsung saja hubungi Sholiza Rachman via akun Facebooknya.