Tak salah jika orang jepang menamakan ikan ini dengan nama Onaga. Selain memiliki tenaga yang luar biasa, Ruby Snapper pun, memiliki perpaduan warna yang menarik. Wajar jika iwak ini menjadi salah satu target angler saat mancing di laut.
Spotmancing.com sempat berbincang dengan Wayan Nyoss, angler yang memiliki pengalaman menancang ikan yang bersisik tebal ini. Spot Semaya yang berada di pulau Nusa Penida, seringkali menjadi pilihannya untuk mancing Ruby Snapper.
Menurutnya, Ruby Snapper adalah ikan dari spesies kakap, yang umumnya hidup di kedalaman air hingga mencapai ratusan meter. Ikan yang lazim disebut kurisi bagong oleh angler pulau Bali ini, terkenal dengan bentuknya yang panjang serta memiliki ekor yang bercabang dua. Selain itu, berat ikan ini bisa mencapai puluhan kilogram dengan panjang diatas satu meter lebih. “Sepengetahuan saya, berat Ruby Snapper hingga 30 kilogram, tapi itupun hanya ada di perairan tertentu saja,” sebutnya.
Dalam salah satu laman internet, lokasi tumbuh suburnya Ruby Snapper dapat ditemukan di sebagian perairan benua Afrika hingga menembus ke wilayah benua Australia bagian barat. Itupun hanya bisa didapati pada kedalaman 100 hingga 400 meter di bawah permukaan laut.
Ikan inipun terkenal cerdik dan kuat, saat kail masuk ke mulutnya. Sehingga, ketika angler memancing ikan yang umumnya hidup di perairan tropis indo barat dan pasifik tengah ini, dibutuhkan tenaga ekstra ketika memainkan alat pancing. “Saat strike, tarikan ikan ini benar-benar luar biasa,” ujar angler asal Bali ini.
Di pulau Bali sendiri, ikan yang bernama latin Etelis Carbunculus ini berkembang biak secara baik dan alami. Alhasil, angler pun tak sulit untuk menancang ikan semacam ini, karena mudah ditemui di beberapa perairannya. “ Selain di Semaya, kita pun bisa mancing di spot-spot yang berada di Sanur, Serangan atau Padang Bay,” sebut pria yang menetap di Jimbaran ini.
Tak ada trik –trik khusus untuk mancing Ruby Snapper ini, karena umumnya menancang ikan di laut, teknik yang digunakannya pun tak jauh berbeda. Menurut angler tergabung dalam Balangan Fishing Club ini, teknik jigging dan dasaran seringkali ia gunakan. Alasannya, kedua teknik ini sangat ampuh untuk mematikan pergerakan ikan Ruby Snapper.
Saat menggunakan teknik jigging, pemancing harus bisa memahami pergerakan arus serta kedalaman airnya, karena habitat ikan ini sangat senang berada di bagian bawah bebatuan. “Semakain arusnya kuat, maka ikan ini akan semakin agresif,” terangnya. Penggunakan metal jig yang sesuai tentu sangat dianjurkan saat mancing ikan ini, agar set tackle yang digunakan angler pun mudah dikendalikan. “Saya biasa pakai metal jig yang beratnya 600 sampai 700 gram,” sebutnya.
Sementara joran yang cocok digunakannya, sebaiknya memiliki ukuran 3-6 hingga 4-8 Lbs, itupun harus disesuaikan dengan reel overhead yang memiliki rasio 4 berbanding 1. Dipilihnya angka rasio yang kecil ini, didasari oleh keberadaan ikan Ruby Snapper yang selalu beraktifitas pada kedalaman 150 hingga 200 meter dari permukaan air laut. “Saat menjatuhkan umpan, joran yang kita gunakan harus diayunkan juga supaya ikan ini bisa disambar” jelas Wayan Nyoss.
Selain teknik jigging, tak sedikit pula angler yang yang mensasar ikan bermata lebar ini dengan menggunakan teknik dasaran. Pada teknik ini, pemancing cenderung lebih santai saat umpan dilemparkan ke lokasi berkumpulnya Ruby Snapper. Dalam situasi seperti ini, angler tinggal duduk dan menunggu hingga posisi joran meliuk-liuk. Jika kondisi demikian yang didapati, dapat dipastikan umpan yang diberikan ke ikan ini, telah disambar.
“ Supaya ampuh, kita pakai umpan yang berasal dari irisan cumi atau tongkol,” saran Wayan Nyoss. Menurutnya, penggunaan umpan semacam ini akan memunculkan bau amis yang sangat kuat dan menyebabkan Ruby Snapper bergerak cepat untuk mencomot lure yang menggantung di kail. “Kalau sudah begini, saya langsung buru-buru putar reel supaya bisa strike,” tandasnya. Wajar, jika angler yang merangkap pula sebagai pelatih surfing ini, sudah berkali-kali strike Ruby Snapper. “Rekor yang saya peroleh seberat 12 kilogram,”. Wah, mantap ya!
Sejak terbitnya matahari hingga menjelang pukul sembilan pagi, kemudian saat menjelang sore hingga tenggelamnya matahari, saat yang tepat untuk nancang Ruby Snapper. Jika tak sempat, aktifitas mancing ikan inipun bisa dilakukan pada malam hari, yang umumnya Ruby Snapper berjenis predator banyak yang berkeliaran.”Kalau malam-malam, biasanya yang besar-besar suka cari makan,” sebut Wayan Nyoss.
Spot Semaya berada di Nusa Penida, sebuah pulau kecil yang berada di sebelah tenggara pulau Bali, yang dipisahkan oleh selat Badung. Tepatnya berlokasi di kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Suasana alam yang menawan, pantai pasir putih yang indah, serta terdapat gugusan pulau-pulau kecil, menjadi daya tarik pulau Nusa Penida ini.
Bagi angler yang ingin menghabiskan waktunya di spot Semaya, perjalanan diawali dari kota Denpasar, dengan menggunakan taksi, sewa motor atau mobil. Selanjutnya, angler tinggal memilih jalur penyeberangannya, yang bisa dilalui dari pantai Kusamba, Sanur serta pelabuhan Padang Bay dan Tanjung Benoa. Untuk sarana transportasinya, tersedia sampan tradisional dengan mesin tempel, Speed Boat, kapal Ferry serta cruise, dengan waktu tempuh 1 hingga 1,5 jam.
Di pulau ini disediakan pula sarana penginapan seperti home stay dan bungalow, serta beragam tempat makan. Jika ingin menghemat biaya, angler dianjurkan untuk membawa perlengkapan seperti tenda, matras hingga sleeping bag. Tak lupa, penuhi pula ransel angler dengan berbagai makanan.
Waahh..sangat mengesankan jika angler bisa berkunjung ke spot Semaya di pulau Nusa Penida ini. Tentunya, sambil menikmati sensasi strike Ruby Snapper yaa..
Untuk informasi lebih lanjut, angler bisa langsung menghubungi Wayan Nyoss via akun Facebook nya.