Dalam hal mancing ikan nila – khususnya dengan teknik pelampung dan umpan lumut, sikap konsisten adalah hal utama. Kesabaran saat memancing, lambat laun akan menciptakan harmoni angler dengan alam, sehingga memancingpun memperoleh kesuksesan.
Ikan nila – seperti juga beragam satwa herbivora lainnya, punya karakter insting melindungi diri lebih baik dibanding predator. Proses evolusi selama jutaan tahun, telah membuatnya selalu siaga terhadap sesuatu yang yang tak lazim, terlebih hal yang mengancam keselamatannya.
Karena itu, perilaku tak konsisten dan tidak sabar, seperti kerap berpindah titik lemparan, atau sering bertukar-tukar umpan, hanya akan membuat ikan nila ketakutan, lalu bersembunyi.
“Iman” nya Goyah
Saat mancing di waduk yang sering saya sambangi, lazim didapati pemancing yang gelisah saat umpan lumutnya tak bereaksi. Mata angler tersebut berulangkali melirik, saat saya bolak balik mendaratkan iwak nila.
Tak lama, Ia pun menggeser lemparannya ke dekat pelampung pancing saya. Namun demikian hasilnya sama saja; nihil. Dan akhirnya pemancing itu menggeser kembali lemparan ke tempat semula.
Adapula pemancing lainnya yang gelisah, dan sebentar-sebentar berganti-ganti umpan. Mulai dari lumut, pelet, cacing dan lainnya.
Sikap galau semacam ini sering ditemukan, dimana “imannya” goyah saat melihat pemancing lain mendaratkan ikan. Mungkin difikirnya dengan memindahkan penempatan umpan, atau berganti-ganti umpan hasilnya akan efektif , tapi justru yg terjadi kebalikannya .
Untuk itu, bila anda ingin memperoleh hasil yg maksimal, prinsip yg harus dipegang adalah sikap konsisten dan bersabar. Konsisten untuk menetapkan pada satu titik spot, serta tidak berganti-ganti umpan.
Kunci sukses
Sebenarnya kondisi angler yang galau seperti ini umum terjadi – khususnya pada pemula. Hal tersebut berlaku karena kurangnya pengetahuan akan pola hidup serta habitat ikan nila. Minimnya wawasan, menyebabkan kepercayaan diri lemah dan mudah gelisah.
Seperti kita ketahui, ikan nila gemar berkumpul pada rumpon-rumpon alami perairan tawar. Batang pohon yg roboh ke air, rimbunan tanaman yg terendam , bagian tengah / pinggir koloni tanaman enceng gondok maupun ganggang , adalah merupakan sarang favorit ikan nila.
Karena itu menjajaki terlebih dahulu titik potensional / hot spot yang hendak dituju adalah keharusan, dengan cara menyisirnya menggunakan pelampung yg disetting kandas. Lewat medium ini, akan diketahui bagian mana yg paling dalam dan paling baik untuk dijadikan spot mancing.
Setelah menentukan spot potensial, maka langkah berikutnya adalah “memikat” ikan nila untuk berkumpul pada satu titik, dengan jurus bom / chumming / sawer, yg ditebar pd satu titik. Tindakan ini ibarat kita sedang membangun rumpon dari pemikat yg kita tebar.
Seperti kita pahami bersama, bahwa kesuksesan memancing nila juga ditentukan oleh ketepatan meletakan umpan – dimana lemparan jatuh tepat pada titik yg sama dengan titik yg telah diberi bom / chumming / sawer.
Menaruh umpan ke arah yg sembarangan, sama saja dengan pemain bola yg mengoper bola ke arah yg tidak ada seorang pemain pun disana. Mengingat hal ini, maka melatih skill melempar umpan dengan tepat pada spot yang tepat adalah hal yang utama.
Nah, jadi kesimpulannya adalah memperluas pengetahuan, melatih skill, dan meningkatkan jam terbang mancing nila sangat perlu dilakukan. Lewat pemahaman yang benar, seorang angler akan punya kepercayaan diri yang menghasilkan ketenangan, hingga akhirnya mampu konsisten dan sabar.
Nah, yuk ah berlatih mancing nila, biar hasilnya ajiiib! (H. Bisri Zaeny)