Sejatinya ikan predator – ketika menyambar umpan, tidak selalu berarti sedang lapar. Bisa jadi ikan ini hanya berniat menghalau pengusik dari daerah teritorialnya. Pemangsa ini akan marah bila ada yang dirasa mengganggu koloninya.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa ikan predator – baik yg ada di air tawar maupun di laut, pola makannya tidak hanya menggunakan indera penciuman saja, tapi lebih banyak menggunakan kemampuan melihatnya yang tajam.
Karena itu, bisa dipastikan rata-rata ikan predator dikaruniai bola mata besar, yg berfungsi untuk menangkap setiap pergerakan di sekelilingnya. Jika merasa terusik, hewan air pemakan daging ini akan langsung menyergap , menahan , meremas dengan rahangnya yang kuat.
Mengamati karakter pemangsa seperti diatas, maka memancing predator dengan menggunakan umpan artifisial adalah langkah yang tepat. Manuver dan aksi lure artifisial yang mendekati rupa makhluk aslinya, menjadikan umpan buatan efektif untuk mendaratkan predator.
Seiring kemajuan industri mancing, beragam umpan artifisial mengalami perkembangan pesat dari sisi inovasi bentuk, maupun manuver dan aksinya. Minow , stick bait , soft lure , soft froggy , hard froggy , spinner bait , buzz bait , inline spinner , spoon , metal jig , popper dll, kian hari terus mengalami penyempurnaan hingga lebih jitu saat digunakan. Baca artikel: Jenis dan Macam Umpan Buatan
Minnow misalnya, yang khas dengan lidahnya. Lewat umpan ini kita bisa mengatur model action-nya, hingga gerakannya bisa diatur semirip mungkin dengan ikan buruan sang predator. Selain itu beragam warna umpan tiruan bisa dipilih berdasarkan kedalaman suatu spot. Baca artikel: Warna Umpan Killer Kayak Apa?
Atau spinner yang mampu menghasilkan percikan, gelombang dan getaran – mirip ikan buruan dalam keadaan panik, sehingga kita bisa leluasa membangunkan atau menggoda ikan predator.
Namun, untuk terampil dan efektif menggunakan umpan buatan, tentunya kita harus mempelajari secara detil mengenai masing-masing karakter lure. Karena tiap jenis umpan menghasilkan manuver, aksi, dan fungsi yang berbeda, sesuai keadaan dan kondisi suatu spot. Baca artikel: Jenis dan Kegunaan Lure
Selain dari sisi umpannya, Pemahaman soal karakter dan waktu makan ikan juga penting. Sehingga penentuan lure apa yang tepat pada pagi hari, siang hari, sore, hingga malam, dapat diputuskan dengan tepat. Sebagai contoh, jika memancing ikan gabus – yang pada siang atau sore hari lebih banyak berdiam diri di dasar berlumpur, cocok menggunakan umpan tipe sinking, karena lure bermanuver mendekati obyek buruan.. Menggunakan soft frog yang bersifat floating pada siang atau sore hari jelas tak tepat, karena posisi lure jauh dari sang predator.
Terakhir adalah perihal bagaimana cara memainkan aksi lure buatan. Karena bentuknya yang mendekati makhluk alami, maka mainkan umpan artifisial dengan natural. Gunakan rasa saat retrive dan memainkan irama joran, Ketergesaan atau gerakan yang kasar hanya akan menjauhkan ikan target dari hook up.
Kerap kita jumpai angler yang tidak bersabar saat lure nyangkut di tumbuhan air, dan menariknya dengan kasar. Padahal saat itu bisa jadi sang predator tengah mengambil ancang-ancang untuk menerkam. Karena gerakan yang jauh dari kesan alami, maka predator akan kabur.
Sebagai contoh, seorang angler asal Jepang bernama Kozo memainkan soft frog dengan pola retrieve amat pelan, hingga amat mirip aksinya dengan kodok yang tengah mencari serangga. Karena pandai memainkan aksi – seperti tampak dalam tayangan di chanel youtub-nya, Kozo berkali-kali strike snakehead size babon.
Jadi yang perlu digarisbawahi dari penggunaan arificial lure adalah wawasan yang cukup mengenai fungsi masing-masing umpan, dan keterampilan memainkan aksinya. Lewat pemahaman yang benar dan latihan, maka umpan tiruan menjadi sangat efektif menghasilkan strike predator. (H. Bisri Zaeny)