Apakah Anda gemar memburu gabus? Atau mungkin Anda menyukai rasa adrenalin mengalir ketika bersabung tenaga dengan ikan yang punya nama keren snake head ini? Jika jawabannya benar, maka cobalah berkunjung ke Karawang, Jawa Barat. Menurut beberapa cuitan di medsos, di wilayah yang identik dengan lumbung beras tersebut kaya dengan populasi ikan yang punya 1001 manfaat tersebut.
Febriyanto-seorang sahabat angler asal Karawang, membenarkan bahwa daerah ini kaya akan iwak yang punya nama latin channa striata itu. Bahkan di antara lokasi-lokasi tersebut, terdapat satu spot favorit yang masih alami, yakni Leuwi Goong. Menurut Ebot – demikian angler ini biasa disapa, di tempat ini hampir dapat dipastikan gabus-gabus ukuran jumbo berkeliaran menantang angler untuk melemparkan lure nya.
Leuwi Goong – biasa disingkat Goong, adalah sebuah lubuk yang sumber airnya berasal dari limpahan Sungai Citarum. Ketika musim penghujan, debit air naik, hingga area rendah ini digenangi air sungai yang punya panjang 300km tersebut.
Di lubuk ini, selain snake head juga terdapat red devil – ikan asli perairan Citarum, mujair, nila, sepat, dan ikan baung. Namun Ebot dan kawan-kawan khusus datang ke tempat ini untuk mengejar ikan yang oleh warga sekitar disebut bogo itu. ”Gabusnya besar-besar Om! Ukurannya antara 2-4 kg, dan tarikannya om, maut hehe,” begitu pengakuan Ebot – angler yang tergabung dalam komunitas Extreme Casting Community (ECC) tersebut.
Spot Leuwi Goong berada di kawasan Karawang timur. Tepatnya di Desa Cimahi, Kecamatan Klari. Untuk mencapai daerah rawa seluas kurang lebih satu kali lapangan bola tersebut, dari pusat kota Karawang kita dapat menempuh jalur arah Cikampek. Hingga tiba disekitar Pasar Kosambi, pilih jalan menuju Purwakarta. Setelah melaju sekitar 15 km, dapat ditemui desa Cimahi – tempat spot mancing spesial ini berada. Menurut Ebot, tak usah khawatir mengenai jalur ke Desa Cimahi. “Banyak petunjuknya. Ikuti saja arah ke Purwakarta,” terang lelaki yang lahir dari keluarga angler ini.
Memancing di tempat ini bisa dilakukan dengan cara land base – berdiri di sekitar titian bambu, atau menyisiri rawa-rawa dangkal di pinggiran. Jika menelusuri paya, baiknya gunakan sepatu boot, untuk melindungi kulit kaki dari onak, atau lintah. “Karena daerahnya masih asli, harus hati-hati juga karena kadang ada ular,” kata Ebot memberi tips.
Daerah berpaya ini cukup rapat ditumbuhi eceng gondok. Jika angin bertiup, maka tumbuhan air tersebut akan berpindah sesukanya. Karena itu dianjurkan menggunakan artifisial lure berupa soft frog, dan rod menggunakan ukuran 15-20 Lbs, dengan panjang kurang lebih 2 meter. Soal reelnya, bisa menggunakan spinning maupun BC.
Lewat piranti di atas, maka akan memudahkan kita melakukan casting, dan lure akan sampai tepat sasaran. Atau jika mau lebih efektif, lihat artikel Ajian dan rapalan kodok slulup, terbukti enjusss merangsang gabus mau jeduerr..
Memancing di leuwi Goong tak perlu menunggu musim. Artinya, baik di musim penghujan maupun kemarau, lokasi ini tetap saja jadi sarang snake head. Hanya saja menurut Ebot, dalam berburu gabus kita harus paham dimana ikan ini biasa dolanan. “Biasanya sih, di air yang agak dangkal, keruh, dan tak berarus,” kata Ebot menerangkan. (lihat juga artikel Teknik mancing gabus agar sukses strike…)
Jadi, jika anda seorang pemburu snake head, dan ingin merasakan tarikan ikan predator dengan berat 2 kilo keatas? Segera datangi Leuwi Goong, dan bawa tackle andalan. siapkan mental angler untuk menghadapi petarung andalan fresh water: gabus.