Bagi Anda yang tinggal di Jawa Barat, apalagi penghobi olahraga mancing, pasti familiar dengan Waduk Cirata. Ya! Bendungan seluas kurang lebih 62 km2 itu, terkenal sebagai destinasi mancing favorit di ranah Sunda. Tidak hanya pemancing pemula, angler kawakan pun kerap menyambangi waduk terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Dam yang diresmikan Presiden Soeharto pada 6 Mei 1986 itu-karena luasnya, masuk ke dalam 3 teritori pemerintahan daerah tingkat dua. Cianjur, Purwakarta, dan Bandung Barat.
Bagi new comers, tak perlu bingung untuk mencapai tempat ini. Ada banyak pintu masuk untuk sampai di gerbang bendungan yang airnya bersumber dari sungai Citarum ini. Jika diakses lewat Cianjur, tersedia 3 pintu masuk. Yaitu melalui desa Jangari, desa Jengjen, atau Babakan Garut. Andaikata berangkat dari kawasan Bandung, maka jalan terdekatnya adalah desa Pasir Ucing, atau Cijambe. Sedangkan Jika beranjak dari Jakarta, di purwakarta terdapat akses masuk melalui Plered.
Namun, walaupun pintu masuknya banyak, disarankan memilih akses lewat Cianjur. Alasannya, karena pilihan moda transportasi yang ada cukup banyak. Bahkan, angkot pun punya terminal disana. Buat yang membawa kendaraan pribadi, infrastrukturnya juga lebih baik. Seperti jalanan yang lebih lebar, dan mulus.
Jalan menuju waduk yang punya fungsi pokok sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) ini, ada di lintas provinsi Cianjur menuju Padalarang. Tepatnya di kecamatan Ciranjang. Ikuti saja petunjuk kearah Cirata,maka tak lama kita sampai di lokasi. Di jalur ini juga terdapat fasilitas yang relatif lebih lengkap seperti tempat berbelanja aneka kebutuhan, kuliner, atau penginapan.
Bendungan Cirata punya tingkat kedalaman rata-rata 35m. Namun bagian terdalamnya bisa mencapai 100 meter lebih. Perairan ini dihuni oleh banyak spesies air. Jenis ikan native seperti nila, mujair, mas, bawal, atau patin, tersebar di sepanjang waduk. Jika sedikit bergeser ketengah, maka di kedalaman kita bisa mendaratkan berbagai ikan predator seperti hampala, gabus, atau red devil-ikan asli Cirata.
Bahkan uniknya, toman atau red snakehead-satu jenis ikan yang hanya bisa kita jumpai di daerah asalnya sumatera, Kalimantan, atau beberapa negara di Asia Tenggara, bisa didaratkan di spot mancing berhawa sejuk ini.
Menurut Om Musyen-angler berpengalaman asal kota Cimahi, Jawa Barat, lewat wawancara telefon menceritakan bahwa toman-ikan beringas yang banyak terdapat di Cirata ini, menjadi daya tarik tersendiri bagi para angler untuk berkunjung. “Awalnya dulu toman merupakan peliharaan warga sekitar. Lalu dengan sendirinya berkembang biak”. Tutur pria yang rutin melakukan trip mancing di Cirata ini.
Memancing di dam Cirata bisa dilakukan dengan cara landbase lewat teknik dasaran, atau juga menggunakan teknik casting. Tapi memancing di pinggiran seringkali dirasa kurang nyaman karena di beberapa lokasi dipenuhi perumahan warga atau warung. Lagi pula di tempat itu banyak ditumbuhi tanaman berduri yang menjalari tepian waduk Cirata.
Karena itu kita bisa bergeser ke tengah waduk untuk dapat lokasi yang lebih baik. Tersedia antar jemput perahu dengan tarif antara Rp. 15 ribu hingga Rp. 25 ribu untuk menuju lokasi. Memancing di atas rakit sendiri dikenakan bayaran sebesar Rp. 10 ribu. “Bila ingin menyewa kapal motor jenis bargas-berpenumpang 3-4 orang, dikenai tarif Rp. 250 ribu untuk waktu sewa selama kurang lebih 8 jam”. Ujar lelaki yang punya nama asli Mustolihin tersebut.
Dalam memilih lokasi, jika menginginkan spot di tengah waduk yang paling tepat adalah di sekitaran rumah rakit keramba. Dengan struktur bangunan cukup tinggi dan banyak eceng gondok di sekitarnya, wilayah ini terbukti dihuni banyak ikan. Tapi jika tumbuhan eceng gondok yang tumbuh rapat terasa mengganggu, sibakkan sedikit tanaman itu, lalu masukkan joran ke dalamnya. Atau, untuk tahu spot favorit, bisa juga berdiskusi dengan pemilik perahu. Mereka sudah paham lokasi-lokasi yang banyak ikannya dengan kondisi yang lebih nyaman.
Menurut pria kelahiran Majenang-Jawa Tengah itu, jika berencana melakukan trip di hari libur sebaiknya datang di pagi hari. Jika tiba agak siang-karena keterbatasan perahu, seringkali terjadi antrian yang cukup menyita waktu.
Soal umpan, silakan disesuaikan dengan target ikan yang ingin didaratkan. Misalnya umpan lumut jika menargetkan ikan nila, umpan galatama jika ingin strike ikan mas di kolam terapung. Atau, jika datang di pagi hari, gunakan umpan buatan yang biasa disebut geleng untuk mendaratkan bawal. Sebab di pagi hari biasanya hanya ikan bawal yang agresif menyambangi umpan. Dan, kalau ingin berburu predator, pastikan umpan jenis minnow dibawa serta.
Buat alat pancing, siapkan peralatan andalan, mulai dari joran hingga perlengkapan pancing komplit sesuai kebutuhan. Dan, agar terasa nyaman dalam berbagai kondisi, bawa juga payung, jas hujan serta perbekalan secukupnya. Namun jangan khawatir jika Anda tak membawa peralatan pancing. Di sekitar pintu masuk hingga pinggiran bendungan banyak dijajakan alat pancing berikut umpannya dengan harga dan model bervariasi.
Secara umum, pemandangan Cirata yang dikelilingi pegunungan yang indah dan hawa sejuk dapat membawa kita menuju suasana refreshing. Maklum, dam ini ada di ketinggian 220 meter di atas permukaan laut. Cukup mengasyikan pula memandang perairan yang bagaikan lautan dan dikelilingi hijaunya daratan.
Dengan kata lain wilayah perairan bendungan Cirata adalah 62 hektar atau setara dengan luas 8683 buah lapangan sepak bola ukuran internasional jika disatukan. Luas sekali ya! Dan masih cukup banyak area yang jarang terjamah dan punya potensi strike yang besar di Cirata. Siap melakukan trip mancing? Ayo ke Cirata! Yooook…!!!
Nih salah satu video saat Om Musyen bertarung sengit dengan Toman 7 kg di Waduk Cirata.