Jika di Indonesia ada teknik nyobok, maka ada yang unik dari cara memancing para angler di negara Sri Lanka. Di sana, angler memancing dengan cara duduk di sebuah kayu yang telah dimodifikasi sedemikian rupa. Kayu-kayu pondasi yang oleh warga setempat dijuluki Petta itu ditancapkan tidak jauh dari garis pantai sehingga berdiri tegak dikelilingi air laut.
Dilansir viva.co.id, dari posisi duduk yang berjarak beberapa meter di atas permukaan air laut itu, para nelayan melemparkan jorannya dan menunggu sampai terjadi hook up, alias umpanya dimakan ikan.
Meskipun terlihat primitif dan kuno, ternyata metode memancing ini sebenarnya merupakan tradisi baru. Masyarakat setempat meyakini cara ini berkembang saat Perang Dunia II. Ketika itu, kurangnya sumber makanan dan area memancing yang padat mendorong angler untuk mencoba memancing langsung di atas air.
Awalnya, mereka memancing di atas kapal yang terbalik atau bangkai pesawat perang yang jatuh. Tetapi kemudian beberapa dari pemancing mulai mendirikan “panggung” seperti yang ada sekarang.Teknik ini diteruskan sampai dua generasi yang tinggal di sepanjang 30 Km bentangan pantai selatan di antara Kota Unawatuna dan Weligama.
Sepertinya teknik memancing dengan Petta ini menarik untuk dicoba di pesisir pantai kita. Selain tampaknya lebih terlindung dari gulungan ombak dan terkaman hewan pemangsa, metode ini juga dapat memperkaya perbendaharaan teknik memancing di tanah air. Selamat mencoba!