Ekspektasi terbaik apa yang diharapkan pemancing dari tripnya yang terasa sampai di ujung langit? Ya, tentu saja strike ikan yang banyak. Kali ini spotmancing.com teruskan kisah trip pemancing Lombok. Yakni, kisah perjalanan saya bersama dua kawan, Om Taufan Sapardi dan Om Ju, yang tergoda membuktikan sendiri spot potensial mancing pinggiran di daerah Lombok Barat, yaitu Ujung Langit di pantai Pengantap.
Pertengahan Februari lalu, Om Taufan menggeber motor Thunder berboncengan dengan Mbah penunjuk jalan. Saya pribadi dan Om Ju harus berkutat habiskan waktu menyiram mesin matic yang kami pacu setiap beberapa jam sekali karena kipas mesin yang mati.
Bermotor dua sampai tiga jam dari ujung timur Lombok tepatnya di Selong, perjalanan bolak-balik yang harusnya tertempuh sama persis, jadi berlipat dua. Syukurnya, jarak tempuh lama terjadi saat kami kembali dari spot, dengan cool box setengah penuh. Beberapa ekor pari totol hijau plus kerapu selebar tangan dewasa serta kerang-kerong membayar ujian dari matic yang saya tumpangi.
Akses dari BIL
Spot ,mancing pinggiran dengan target ikan pari ini bisa dicapai sekira perjalanan berkendara satu jam lebih dari Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya Lombok Tengah.
Setelah menyusuri jalan berkelok dan bebukitan di sejauh mata memandang, Anda bisa menitip parkir mobil atau motor di rumah penduduk yang paling dekat dari lokasi. Jasa parkir musiman ini cukup Anda ganti dengan sepuluh ribu bagi satu motor dan dua kali lipatnya untuk mobil.
Jenis Umpan
Mengikuti anjuran saudara sepuh jauh Om Ju, tim berbekal tiga jenis umpan dasar. Potongan cumi segar, irisan ikan tongkol dan udang.
Saya pribadi, mantap lakukan casting, berbagai ukuran minnow, metal jig dan spoon lure lengkap di kotak peralatan. Observasi menjelang maghrib, air yang bening memungkinkan saya menyaksikan langsung seekor kerapu mengekori minnow 10 lbs yang saya pasang. Gemas juga rasanya melihat langsung ikan target yang tak mau hap dan…. strike!
Target ikan
Saya pribadi membiasakan diri untuk menyempatkan waktu observasi spot yang baru pertama kali saya kunjungi. Lokasi yang cukup sepi, air yang bening dan spot mancing pinggiran yang aman dari angin laut atau bisa berlindung jika sewaktu-waktu hujan datang membesarkan hati saya bahwa spot ini potensial.
Benar saja, segera setelah semua set joran yang kami bawa siap lempar, Om Taufan, Om Ju dan Mbah penunjuk jalan kami mengobrol tak jauh dari piranti yang cukup disandarkan di bebatuan. Saya sendiri teruskan memantapkan casting dengan memasang koleksi minnow yang paling sering strike.
Sayang sekali, ujian menggeber matic dengan kipas mesin yang mati ternyata bersambung. Lidah petir yang menyambar di kejauhan sejak baru saja tiba di spot, malamnya mendekat dan hujan lebat memaksa kami berempat berlindung di pelukan terpal tebal serta jaket. Sementara terpaksa membaringkan set joran, petir masih tampak menyambar di langit.
Paginya, muncul harapan strike bertubi-tubi selepas hujan yang mulai terang. Tim mancing yang menyusul dan datang belakangan ternyata lebih beruntung dari kami. Tiga pemanah dari tim ini memang menjauhi spot yang kami diami sejak sore sebelumnya. Mereka berhasil menaikkan belasan kilo dari dua ekor kurisi.
Meski bergerak diam dan jauh dari spot kami berempat, strike ikan tak seramai semalam. Tak mau berandai-andai, sekitar pukul sepuluh pagi kami berempat berkemas. Cool box sudah setengah penuh sejak strike semalam sebelum hujan.
Spot Ujung Langit masih menantang untuk ditaklukkan pada di trip mancing berikutnya.
Salam strike.