spotmancing.com – Berikut ini adalah beberapa teknik mancing yang biasa dilakukan para mancing maniak, dari yang populer sampai yang tidak populer di Indonesia. Teknik ini tidak dibesakan berdasar lokasi mancing, alat yang digunakan atau target ikan, tetapi sekadar pembahasan umum.
Untuk pembahasan mendalam, kita kupas di lain kesempatan:
1. Mancing dasaran (bottom fishing).
teknik mancing ini disebut mancing dasaran karena apa yang dilakukan adalah menempatkan kail yang berisi umpan di dasar laut (atau sedikit di atasnya agar tidak tersangkut karang) dengan harapan bahwa ikan-ikan yang berada di dasar laut memakan umpan tersebut. Ini adalah teknik mancing paling umum dan paling popular di kalangan pemancing.
2. Ngoncer
Ngoncer adalah mancing dengan menggunakan ikan hidup sebagai umpan (live bait). Teknik ini sedikit unik dan tanpa menggunakan timah/ pemberat. Kenur utama dipasangi kili-kili peniti (snap swivel), kemudian disambungkan dengan mata kail dengan kawat nikelin sepanjang 10.cm.
Umpan yang digunakan mutlak umpan hidup seperti selar, tembang, layang, como, kembung, sangir, bahkan baby barracuda (alu-alu). Umpan hidup dibiarkan berenang menjauhi kapal, menuju lokasi yang paling akurat (tohor), sambil menunggu ikan pamangsa.
3. Trolling (tonda)
Teknik memancing yang disebut ”trolling” ini harus menggunakan reel khusus (open reel) yang cukup kuat dan joran khusus yang umumnya hanya terdiri dari 1 batang dan harus ditarik kapal dengan kecepatan 5-7 knot.
Trolling biasanya menggunakan umpan buatan yang dibuat dari fiber glass, kayu atau plastik. Umpan palsu yang paling populer adalah yang disebut Rapala untuk memancing ikan ikan seperti Tenggiri dan Wahoo. Ada jenis umpan palsu lain yang disebut Konahead yang berbentuk seperti cumi tapi berwarna menyolok untuk mancing ikan ikan sejenis Marlin, Layaran dan Lemadang.
4. Casting
Biasanya dilakukan dari pinggiran laut, seperti dermaga, batuan, pantai, bahkan diatas kapal yang sedang berhenti / jalan dengan pelan. Joran yang digunakan adalah joran khusus yang bersifat lentur (tidak kaku) dan panjangnya antara 150 sampai 172 cm cm karena berbeda dengan popping, lontaran umpan biasanya tidak perlu terlalu jauh (antara 20 sampai 30 m).
Reel yang digunakan bisa spinning bisa juga reel khusus (baitcasting). Umpan yang digunakan biasanya umpan tiruan (lure) yang berbentuk ikan ikanan, serangga atau binatang laut lain dengan berat sekitar 7 sampai 20 gram.
Caranya adalah umpan dilempar sejauh mungkin, kemudian reel digulung dengan cepat. Hal ini harus dilakukan terus menerus sampai ikan menyambar atau sampai pemancing merasa lelah dan menyerah. Oleh karena itu cara mancing seperti ini termasuk popping dan jigging dikategorikan sebagai sportfishing.
Baca juga artikel Alat dan cara mancing teknik casting.
5. Surf casting
Teknik mancing ini dilakukan dari pantai dengan menggunakan joran yang panjangnya kira-kira 4m dan biasanya terdiri dari 3 pieces (potong) yang harus disambung jadi satu. Jorannya hampir seperti joran spinning atau popping biasa hanya jauh lebih panjang. Pemancing juga harus menggunakan reel yang berukuran cukup besar (biasanya model spinning kelas 4000 keatas). Oleh teman-teman di daerah Yogya teknik mancing ini disebut pasiran.
6. Rock casting
Teknik mancing ini hampir sama dengan teknik surf casting dan menggunakan peralatan yang hampir sama tetapi dilakukan dari atas batu karang (rock) atau pinggir laut yang curam.
7. Popping
Teknik popping pada dasarnya termasuk dalam kelompok casting. Tetapi teknik popping menggunakan joran (rod) yang cukup panjang, antara 180 sampai 210 cm dan terdiri dari 2 pieces yang disambung. Teknik popping khusus menggunakan ”lure” (umpan buatan) yang disebut popper yang biasanya berukuran besar dengan berat antara 80 sampai 100 gram.
Umpan buatan yang dipakai terdiri dari 2 jenis. Yang pertama disebut ”chugger” yang kepalanya rata dan memiliki cekukan seperti mangkok. Chugger ini bila disentak sewaktu mengapung akan menimbulkan bunyi ”pop, pop, pop” karena kepalanya menabrak air laut. Itulah sebabnya ia disebut ”popper”. Jenis yang satu lagi disebut ”pencil” karena kepalanya ”tajam” dan pensil ini tidak disentak sentak tetapi hanya ditarik terus.
8. Jigging
Menurut para ahli, jigging sebagai salah satu teknik mancing bukanlah sesuatu teknik yang baru muncul. Nelayan dari beberapa negara sejak ribuan tahun lalu telah mencoba ”menipu” ikan dengan menggunakan umpan palsu yang dibuat dari timah atau logam lain berbentuk ikan kecil (metal jig lure) yang dicemplungkan ke dasar laut lalu kemudian ditarik dengan cepat ke atas.
9. Mancing garong
Cara mancing ini secara popular diplesetkan dengan sebutan “ngegarong” karena menggunakan sejenis pancing yang bermata 6 (enam) berbentuk seperti matahari yang disebut pancing “garong”. Uniknya, seringkali (atau lebih sering) ikan yang digarong tertangkap bukan karena pancing nyangkut di mulutnya tetapi nyangkut di insang, di pipi, pundak, perut, buntut, dsb.
Mancing garong ini biasanya menggunakan joran tegek yaitu joran tanpa kolong-kolong (cincin/guide) yang panjangnya antara 4 m sampai 6 meter. Mancing cara “garong” ini harus menggunakan pelampung kecil yang dibuat dari kayu ringan dan biasanya berbentuk seperti “piring terbang”. Jarak antara pelampung dengan pancing garongnya hanya berkisar sekitar 50 cm sampai 100 cm sedangkan seluruh panjang kenur dari ujung joran sampai mata pancing hanya 2 sampai 3 m.
10. Fly fishing
Ini adalah salah satu teknik unik mancing yang dikembangkan oleh seorang bangsawan dari Inggris. Namun ada yang menyebutkan bahwa fly fishing itu sudah ada sejak abad ke 2 Masehi. Pada jaman Romawi kuno Claudius Aelinus pernah menyatakan ada metode memancing dengan menggunakan artificial fly.
Secara umum fly fishing adalah seni memancing dengan menggunakan artificial bait berbentuk fly (serangga). Artificial flies ini bisa terbuat dari tying hair, fur, feathers, atau material lainnya baik yang natural ataupun synthetic.
Perangkat memancingnyapun menggunakan joran khusus fly dan fly line khusus terbuat dari line yang di coated plastik.
Fly fishing dapat dimainkan di freshwater maupun saltwater.
11. Ngotrek
Adalah mencari ikan untuk umpan mancing itu sendiri. biasanya rangkaian nyotrek itu terdiri dari beberapa matakail kecil yg berderet (renceng). Target ikan selar, tembang, layang, como, kembung, sangir.
12. Jeblug
Jeblug merupakan teknik mancing dasaran dengan rangkaian glosor. Dilakukkan di tengah danau, embung, setu, kali dll.
13. Neger
Neger adalah teknik mancing dasaran dengan rangkaian glosor. Dilakukkan dipinggir danau, embung, setu, kali dll.
14. Mancing loban
Teknik khusus untuk mancing nila/mujair babon. Dengan mencari sarang dari ikan mila/mujair babon yang berbetuk cekungan wajan. Caranya menggunakan rangkaian sistem glosor namun memakai pelampung sangat kecil. Umpannya pun cukup pakai steroform (gabus putih). Fungsinya sebagai pengganggu sarang karena ikan nila/mujair sering membersihkan sarang.
15. Ngoyor atau nyobok
Mancing dengan setengah badan berendam air. Biasanya ikan yang dipancing adalah nila/mujair jika di perairan darat (freshwater) dan ikan kakap putih jika di pinggiran laut (saltwater).
16. Nyengked atau nyekrak atau nyekrik
Mancing dengan cara menggaet ikan bisa di badan, di ekor, di sirip atau pin di insang. Yang jelas mancingnya tidak hook-up.
17. Ngurek
Cara mancing belut dengan menggunakan handline. Mancing langsung ke dalam lubang yang diperkirakan ada belutnya.
18. Drifting
Drifting (berhanyut) pada dasarnya adalah “slow trolling”. Drifting membuat kita dapat memancing di area yang lebih luas dari pada dengan kapal berjangkar. Kapal akan berhanyut disebabkan oleh arus dan angin. Kalau arus dan angin searah, kapal akan drift cukup cepat, sedangkan kalau berlawanan arah kapal mungkin tidak akan bergerak.
Karena itu biasanya sambil berhanyut mesin tetap hidup dan kapten kapal mengatur kecepatan dan arah bergerak kapal.
Kenapa perlu berhanyut? Ada beberapa alasan:
– Lokasi yang ingin di cover luas dan waktu mancing terbatas
– Laut terlalu dalam & tidak praktis menggunakan jangkar
– Target ikan di tengah air, sedikit diatas dasar laut, atau ikan dasar yang bisa diundang ke “atas”, dan dasar laut adalah wreck (kapal tenggelam), bukit/lembah bawah laut, bongkahan karang, drop-off, tandes luas, dll.
Drifting biasanya dikombinasikan dengan chumming berupa bongkahan daging ikan/kerang/udang diturunkan di sekitar kedalaman yang diinginkan untuk mengundang ikan target berkumpul.
19. Mancing huhate
Mancing dengan joran bambu/kayu yang dilakukan dengan bantuan siraman umpan hidup dan siraman air. Matakail tidak diberi umpan tapi diberi kertas timah (rokok) cara memancingnya hanya menggaet ikan yang sedah di chumming. Biasanya pemancing duduk berkelompok deret di buritan kapal. Mancing ini biasanya dilakukan untuk mancing ikan cakalang, tuna kecil, tongkol.
20. Nglumut
Nglumut adalah istilah khusus untuk mancing ikan nila atau mujahir dengan umpan lumut. Mancing nglumut sangat populer di Solo, Jogja dan sekitarnya. Mancing nglumut biasanya digabungkan dengan teknik mancing nyobok.
21. Nyeplek
Nyeplek biasanya dilakukan di rumpon pinggiran laut maupun rumpon yang agak jauh dari daratan, muara sungai, lokasi seputaran dam-dam pemecah ombak di dekat pelabuhan dan tempat lain yang biasanya ditinggali kakap putih.