Cara Memancing di Pelabuhan − Sebenarnya trick memancing dilaut ini bisa dikatakan gampang-gampang susah. Asalkan kita mau sedikit mengingat dan mempelajari karakter air yang kadang pasang, kadang surut.
Dalam hal rangkaian kail pun dibikin model apa, pasti bisa menghasilkan ikan tergantung dari umpan dan daya tarik terhadap ikan yang akan memangsa umpan kita. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah tentang rangkaian, apabila kita memancing di pinggir dermaga yang biasanya airnya keruh dan banyak kapal sandar kita ga’ perlu susah memakai umpan mainan (rapala).
Berikut ini akan saya jelaskan terlebih dahulu umpan memancing, caranya, dan juga rangkaiannya :
Memancing didermaga / pelabuhan yang banyak kapal sandar dan berair keruh :
- Udang hidup : Belilah udang berukuran tanggung, caranya cukup menusukkan kail pada bagian badan belakang dari udang tersebut, atau menyelipkan kail pada salah satu sisi kulit udang.sampai ujung mata kail keluar. Fungsiya adalah biar udang tersebut tetap hidup walaupun didalam air dan bisa bergerak – gerak, sehigga menimbulkan daya tarik pada pemangsa. Biasanya teknik menggunakan umpan ini bisa dilakukan dengan glosoran (keleman, dasaran) dilempar jauh, dibawa jalan2 ( berjalan secara perlahan lahan mengitari dermaga) yang jarak kedalaman udang tersebut kurang lebih 1/2 sampai 1 meter dari permukaan air, dan dibiarkan saja (didiamkan) dengan menggunakan kambangan, yang jarak kedalamannya sama dengan yang dibawa jalan2 tadi.
- Udang mati : belilah udang yang masih segar alias tidak (putih) pucat, sehingga saat dilemparkan dan didalam air tidak mudah hancur. Caranya cukup dikuliti dulu sehingga tersisa badannya saja, buang kepala dan kulitnya. Memasangnya cukup mudah, hanya memasukkan ujung mata kail mulai pangkal kepala udang sampai dengan sapai dengan pangkal ekor, sehingga ujung dari mata kail kita tidak terlihat dan udang tersebut mebikuti bentuk dari mata kail alias masuk semua kedalam tubuh udang tersebut. Kalo cara memancing menggunakannya umpan ini adalah cukup dengan glosoran (keleman, dasaran) dilempar jauh.
- Kelelet : ini seperti lintah tapi panjang seperti cacing, apabila dia merasa terdesak akan menyemburkan lendir kental yang lengket, tapi jangan kuatir karena hewan ini tidak berbahaya. Caranya cukup simpel, pertama tarulah kelelet tersebut diatas kain kering (kainnya terserah yang penting kering) lalu sebelum memotong kecil2 seukuran permen, potonglah dulu bagian kepalanya agar dia segera menyemburkan lendirdan kalian tidak susah2 apabila dia sedang menyemburkan lendirnya, karena lendir kelelet ini hanya sekali dikeluarkan dan tidak mempunyai cadangan lagi. Setelah keluar lendir tersebut barulah anda memotong kecil2 kelelet tersebut, lalu tancapkan pada kail. Cara memancingnya sama dengan yang menggunakan udang mati.
- Nener ( bibit bandeng ), zan-zan (seperti ikan blodok), anakan ikan gereh : cara memasangkan kekailnya hampir sama dengan umpan kita menggunaka udang hidup tadi dan kadang juga ada yang menancapkannya di dibawah pelipis (diatas) bola mata ikan tersebut sampai sampai tembus kanan kiri dan jangan sampai terkena bola mata ikan tersebut, karena itu akan membuat daya tahan ikan tersebut untuk hidup lebih sedikit. Dan cara memancingnya cukup dengan dibawa jalan2 ( berjalan secara perlahan lahan mengitari dermaga) dengan jarak kedalaman udang tersebut kira-kira kurang lebih 1/2 sampai 1 meter dari permukaan air, dan dibiarkan saja (didiamkan) dengan menggunakan kambangan, yang jarak kedalamannya sama dengan yang dibawa jalan2 tadi.
- Ikan Banyar : umpan model ini membutuhkan waktu dalam memproses untuk dijadikan umpan. caranya pisahkan daging ikan tersebut dengan duri bagian tengahnya saja lalu keringkan selama 3 hari. Setelah kering dan berbau amis tadi barulah kita potong kecil2 memanjang. cara menggunakan dan memancingnya sama dengan yang menggunakan udang mati dan kelelet yang tadi yang sudah dijelaskan.
Bisa kan ada menerapkan cara saya diatas???
Untuk rangkaian biasanya kaloa kita menggunakan umpan mati adalah sama dengan erangkaian yang kita gunakan saat memancing bandeng (dengan rangkaian kurang lebih 3 mata kail menggantung dan pemberat paling bawah sendiri), cuman ukuran mata kailnya saja yang memancing dilaut ini agak besar, kira-kira berukuran 7 sampai dengan 10 dan menggunakan pemberat berupa timah yang besar agar tidak terseret arus dalam air laut. Sedangkan yang menggunakan umpan hidup, hanya meggunakan 1 (satu) mata kail saja berukuran 8 sampai 10 dan menambahkan kawat seling (kawat serabut kecil yang sudah dirajut) biasanya banyak dijual ditoko pancing, ukurannya disesuaikan dengan mata kail. Jadi cara pemasangannya ” senar pancing dihubungkan seling dahulu, baru mata kailnya ” bilamana perlu gunakan pelampung (timbulan). sekian dan terima kasih