Mancing Nila di Sungai Tallo

Bisa menjajal lokasi pemancingan liar yang masih alami, tentunya sangat menyenangkan. Selain untuk mengisi waktu luang, nancang ikan pun bisa menghilangkan kepenatan atau menyegarkan pikiran. Ya, sambil mancing ikan Nila, kita pun akan disuguhi suasana pemandangan hijau di sungai Tallo.

Sungai Tallo merupakan salah satu kawasan perairan yang strategis di kota Makassar. Selain banyak ikannya, lokasinya pun tak sulit dijangkau. Fadly, angler asal kota Angin Mamiri ini mengatakan, jika ia sudah sangat mengenal spot mancing Tallo, karena sejak masih duduk di sekolah dasar, ia dan rekan-rekannya sering bermain di sekitaran sungai dan sesekali mancing ikan. Walaupun,  sungai yang satu ini cukup potensial untuk melakukan aktifitas memancing, namun tak banyak angler yang menyambanginya. “Sungai Tallo jarang dikunjungi oleh angler dari Makassar, apalagi yang berasal dari luar kota, tak banyak yang tahu,” kata Fadly.

Sungai Tallo yang dipenuhi pohon Nipa dan Bakau (kompasiana.com)
Sungai Tallo yang dipenuhi pohon Nipa dan Bakau (kompasiana.com)

Pria yang aktif di komunitas mancing Boeltap Fishing Club Indonesia inipun menuturkan, ada suasana yang membuatnya bisa betah untuk berlama-lama mancing di sungai Tallo, karena hijaunya pemandangan yang banyak ditumbuhi pohon nipah.  “Mancing seharian disini enak, spot nya sangat nyaman dan teduh,” jelasnya. Bukan hanya itu saja, Ia dan rekan-rekannya antusias mancing di spot Tallo karena ikannya tumbuh subur. Angler bisa strike beragam ikan, semacam Tarpon, Barramundi, Lele, Bandeng, hingga BlackBass. Selain ikan-ikan tersebut, ada salah satu iwak yang umumnya sering diincar oleh angler, seperti Nila. “Walaupun tak besar, tapi saya selalu antusias kalau mancing ikan ini, ada kepuasan tersendiri,” ujarnya.

Namun, ada kalanya ia pun kesulitan jika mancing Nila di sungai Tallo, yang terkadang kondisi airnya menjadi keruh walaupun tak hujan. Penyebab utamanya, selain dipengaruhi oleh ulah sebagian masyarakat yang kurang peduli dengan kebersihan lingkungan sekitar, sungai inipun tercemari oleh anak sungai Maros. “Sebaiknya kalau mau mancing ikan Nila dilakukan pada pertengahan tahun, sekitar bulan Maret sampai Juni,” sarannya. Umumnya, pada bulan-bulan tersebut, kondisi air di sungai Tallo cukup jernih dan memudahkan angler untuk nancang ikan pemakan segala ini (omnivora). “Utamanya air sungai ini jangan terlalu keruh, suka susah untuk bisa strike,” tambahnya lagi. Selain itu, kekeruhan air yang disebabkan oleh banyaknya lumpur yang mengendap di dasar sungai, bisa memperlambat pertumbuhan ikan ini.

Biasa mancing Nila pakai Teknik Ngoncer (dok.pribadi Fadly)
Biasa mancing Nila pakai Teknik Ngoncer (dok.pribadi Fadly)

Untuk nancang Nila di sungai Tallo, angler bisa menggunakan tackle dengan beragam jenis dan ukuran. “Saya biasa pakai tackle yang ukuran kecil saja, yang memang menurut saya sudah cukup untuk mancing ikan ini,” ucapnya. Joran 5-14 lbs, reel 1000-2500, PE 0,8-1 lbs, menjadi peralatan mancing yang seringkali ia bawa, jika bertandang ke spot tersebut.

Dibarengi dengan teknik ngoncer, Fadly pun sempat strike Nila beberapa ekor. Teknik ini memang cocok digunakan ketika mancing di spot fresh water, karena bisa menjaga umpan agar tetap berada di daerah permukaan air, yang akhirnya ikan pun memangsa umpan yang angler berikan. Umpan cacing, lumut hingga pelet bisa digunakan angler, untuk menghasilkan strike ikan Nila. ”Terakhir mancing ikan Nila, saya pakai umpan lumut dan bisa berkali-kali strike,haha..,” terangnya.

Ikan Nila memiliki nama latin Oreochomis Niloticus, ikan ini merupakan favorit baru untuk pemancingan di kolam air tawar. Meski memiliki daging kulit yang tidak terlalu tebal, ikan ini tetap menjadi pilihan pemancing, terutama di kolam atau waduk serta bendungan. Nila memiliki pola hidup yang sangat toleran dengan alam, ikan ini mampu berkembang biak di habitat alam yang cukup ekstrim, dengan keadaan air yang payau dan setengah asin sampai di perairan yang berada di pegunungan yang suhunya dingin.

Sungai Tallo sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Gowa. Hulu sungai ini berada di Kecamatan Tinggimoncong dan bermuara ke selat Makassar. Namun, aliran sungainya melintasi dua Kabupaten, Gowa dan Maros hingga mencapai kota Makassar.

Pesta Nila di Tallo (dok.pribadi Fadly)
Pesta Nila di Tallo (dok.pribadi Fadly)

Untuk menuju ke spot Tallo, jika memulai perjalanan dari Bandara Hasannudin, angler bisa menggunakan mobil carteran atau naik taksi, yang memakan waktu sekira 45 menit. Angler pun, akan melewati pemukiman penduduk di Kampung Kera-Kera. Jika angler membawa kendaraan pribadi, bisa dititipkan di rumah penduduk setempat.  Setelah sampai di desa ini, angler harus berjalan kaki selama kurang lebih 1 jam, untuk mencapai spot Tallo. “Nanti angler akan melewati pematang empang. Tak jauh dari lokasi itu, spot mancingnya sudah bisa terlihat,” sebut Fadly.

Jika mancing di sungai Tallo, angler disarankan untuk membawa perbekalan yang cukup. Hal ini dikarenakan, spot mancingnya cukup jauh dari perkotaan. “Kalau mau mancing di spot ini, sebaiknya angler membawa perbekalan, bahkan kalau perlu bawa tenda,” terangnya.

Sambil menuju spot, selfie dulu hehe..(dok.pribadi Fadly)
Sambil menuju spot, selfie dulu hehe..(dok.pribadi Fadly)
Nila siap di goreng kering (dok.pribadi Fadly)
Nila siap di goreng kering (dok.pribadi Fadly)

Ayoo..angler yang ingin menjajal spot potensial di Indonesia Wilayah Timur, tak ada salahnya untuk mencoba mancing di sungai Tallo, sekaligus merasakan strike Nila. Informasi lebih lanjut tentang spot ini, silahkan hubungi rekan kita dengan akun Facebook nya, Fadly Partyzone.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*