Ngobrol seru pengalaman world class angler – Bang Ocos!

Heri Kurniawan Haeroni, akrab disapa Bang Ocos bukanlah nama baru di dunia mancing indonesia. Pria kelahiran Pontianak 1979 ini mengaku sudah sejak usia 6 tahun kenal mancing.”Ibu dan bapak saya suka mancing, waktu masa kecil mereka dan saya tinggal dekat sungai – dimana hampir setiap hari saya main di sungai”, Ungkap Bang Ocos.

Bang Ocos - Spesialis Ikan Tapah

Bang Ocos – Spesialis Ikan TapahAngler yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara di Dinas Perhubungan Kabupaten Kubu Raya ini bisa dibilang orang pertama yang menggunakan teknik casting menggunakan set baitcasting di kalimantan barat. Beliau menjelaskan,“Mulai tahun 2005 saat kerja di jakarta gara-gara lihat orang casting di tambak barramundi. Saat itu saya di tambak bandeng sebelahnya. Bingung liat orang sendirian mancing pake lempar-lempar. Kemudian karena penasaran saya datangi dan nanya-nanya. Akhirnya jadi kenal dan belajar langsung disitu.Ikan pertama saya barramundi dan gara-gara itu langsung keracunan casting. Walau mancing di tambak bagi saya seru sekali teknik casting ini”.

Setelah 2 tahun mendalami teknik casting, tahun 2007 akhirnya beliau resign dari pekerjaannya di Jakarta dan kembali ke tanah kelahirannya di Pontianak. Nah, di Pontianak-lah ilmu castingnya berkembang karena spot saat itu mewah sekali dan cuma ia satu-satunya yang casting disana. Sebagai baitcaster pertama di kampung halaman, Bang Ocos mulai menularkan ilmu casting kepada kawan-kawannya. Namun pada saat itu sudah ada satu orang yang mulai casting di kalbar yang ia ketahui.”Tapi ada orang lain di kalbar yg sudah duluan memulai namun beda kota dan dia hanya mancing di air asin sedangkan saya fokus di air tawar. Orang itu saya bilang juga guru saya sebagai inspirasi walau beda kota. Asalnya dari singkawang. Namanya aphen. Saya juga belajar banyak dari dia. Namun pengembangan ilmu berbeda arah. Karena saya fokus di baitcasting freshwater tapi dia spinning saltwater,” Ungkap Bang Ocos.

Strike ikan langka - Arwana
Strike ikan langka – Arwana

Baginya, memancing di saat teknik casting baru mulai dikenal tidaklah semudah sekarang. “Dulu nyari lure ampe import. Di toko semua lure model trolling laut, gak cocok buat casting-apalagi piranti, nangis nyari buat casting. Ga ada jual, semua model spinning. Baitcasting ga ada jual dan kalo ada pun pasti handle kanan”.

Namun, Ia tidak menyerah. Majalah mancing dari Malaysia ia jadikan pedoman, bahkan set tackle sering import dari negeri Jiran.” Majalah sirip Malaysia juga salah satu sumber referensi yang saya gunakan untuk belajar karena pada waktu itu saya kurang familiar dengan internet”. Bang Ocos juga mengaku bahwa Malaysia memang lebih maju dunia mancingnya ketimbang Indonesia, bisa dibilang 5 tahun lebih maju.

Hebatnya, di tengah sulitnya mencari set tackle baitcasting di indonesia, Bang Ocos malah go internasional. tak tanggung, pabrikan joran dan lure ternama menggandengnya sebagai pro staff dan tester field. “Pertama saya dulu sangat gila dengan mancing, tiap minggu pasti mancing dan waktu itu saya banyak melihat foto-foto keren di majalah mancing.

Saya berusaha meniru gaya mereka dan mencoba memancing berbagai jenis ikan dengan teknik casting. Foto-foto itu saya posting di sosial media dan menarik minat pabrikan untuk bekerjasama dengan saya hingga akhirnya mendapat sponsorship. Kedua, saya pernah membuat video pendek tentang pengalaman mancing saya di taman nasional danau sentarum yang di upload ke youtube dimana banyak sekali saya memperkenalkan daerah saya sebagai destinasi mancing freshwater terutama species ikan yg endemik disini. Akhirnya produser film mancing dari malaysia berminat syuting disana bersama saya.

Even internasional
Even internasional

Selain masuk majalah, video mancing saya menjadi terkenal hingga banyak pemancing asing yg tertarik datang”. Jelas bang ocos awal mula sponsor tertarik padanya. “Publikasi dan rajinnya posting foto-foto ikan yg bagus itulah awal pabrikan melirik saya untuk bekerjasama dgn mereka. Selain mendapat gaji juga fasilitas yang cukup membantu saya dalam hobi ini. Tambah Bang Ocos.

Selain disponsori oleh pihak pabrikan tersebut, angler spesialis ikan tapah ini juga sering syuting film mancing – baik dari stasiun tv dalam negeri maupun luar negeri. “Film pertama saya adalah petualangan mancing ikan Kerandang yang saat itu orang luar negeri sama sekali tidak tau sama ikan ini. Film dibuat oleh Kingfisher Malaysia dan diterbitkan bersama majalah sirip Malaysia.

Film kedua adalah episode Mancing Mania Trans 7. Film ke 3 adalah kerjasama saya bersama National Geographic membuat film tentang ikan tapah. Film ke 4 adalah kerjasama saya dengan produser dari Italia membuat cerita petualangan mancing toman di pedalaman kalimantan yg ditayangkan di Italia. Film ke 5 saya bekerjasama dengan NHK Jepang juga membuat petualangan mancing mencari ikan tapah. Dan yang terakhir Rod and Line Magazine bekerjasama dengan sponsor membuat film mancing mengenai produk testing di danau Sentarum. Khusus di film National Geographic saya tidak tampil langsung tapi sebagai fishing advisor dan local event organizer dan translator”. Ungkap Bang Ocos.

Tak cukup dengan prestasi-prestasi di atas, beliau juga sudah dua kali turut serta dalam turnamen mancing Internasional. Semuanya disponsori alias gratis. Bang Ocos menambahkan, “Untuk even internasional saya dua kali ikut kompetisi. Pertama di Malaysia – kompetisi mancing toman, dan tahun lalu di China, di even China Kayak Fishing Open Tournament. Semua trip saya dibiayai oleh sponsor saya. Jadi saya duduk manis saja”. tuturnya.

Even China Kayak Fishing Tournament
Even China Kayak Fishing Tournament

Angler profesional yang low profile ini memiliki banyak teman mancing. Namun ada satu angler sohib yang sering casting bareng dengannya. Adrian armanto, angler caster yang juga asal pontianak ini menceritakan awal kenalnya dengan Bang Ocos. “Saya kenal sejak 2011, awalnya saya inbox di FB karena saya liat FB Bang Ocos ikannya oke oke. kebetulan saya kuliah di Australia jadi gak bisa ketemu langsung. Baru pas balik liburan saya bisa trip bareng bang ocos”, jelas Om Adrian.

Angler yang pernah menjajal monster di sungai Amazon Brazil ini menceritakan pertamakali diajak bang ocos casting tembiring. Menurut dia Bang Ocos adalah sosok yang asik diajak bergaul, tidak pelit ilmu namun sangat tegas, terutama untuk angler pemula agar selalu safety dan tetap fokus. “No hard feelings”, baginya semua itu demi kebaikan. Om Adrian menambahkan, “sebagai angler caster pertama di sini, Bang Ocos merupakan sosok yang memiliki kontribusi besar bagi dunia casting, khususnya di kalimantan barat”.

Adrian armanto
Adrian armanto

Sebagai sahabat yang sering casting bareng sudah tentu ada pengalaman menarik yang terjadi. Om Adrian tak pernah lupa atas kenangan mengusik jiwa yang pernah ia alami bersama Bang Ocos. “Pernah di salah satu trip kami kehujanan, tiba tiba kapal nabrak kayu dan Bang Ocos kecebur ke sungai. lucunya, saat mau ditolong dianya malah bilang ‘gw gak usah ditolong, tackle gw simpenin dulu!” Ungkap Om Adrian.

Seperti yang dikatakan sahabatnya, angler yang tak pernah pelit ilmu ini menjelaskan tips-tips bagi para angler pemula yang ingin mengikuti jejak beliau. “ Gak ada yang aneh-aneh cukup mau berusaha maju, mau belajar dan menguasai apa yang orang lain tidak kuasai. ‘Kebetulan saya spesialis mancing ikan tapah dan ikan ini sangat terkenal sebagai ikan air tawar terbesar di Kalimantan, namun ga banyak orang paham cara mancing ikan ini dengan menggunakan lure. Saya pikir apabila saya sama seperti orang lain yg lebih suka mancing ikan yg gampang dipancing saya ga ada bedanya sama mereka dan saya harus menguasai teknik yang sulit ini karena ikan tapah bukan ikan yg gampang dipancing dengan lure. Setelah belajar terus menerus akhirnya saya bisa. Saya buktikan dgn konsisten sering mancing dan sering dapat. Disitu orang akan melihat perbedaan saya dengan pemancing lainnya”. Ungkap Bang Ocos.

Selama 13 tahun mendalami teknik casting sudah tak terhitung jumlah spesies ikan yang berhasil ia daratkan. Dari sekian banyak spesies, Bang Ocos menyampaikan spesies yang terhitung paling prestisius selama ia memancing adalah ikan arwana dan blackbass. Alasannya , “untuk arwana karena sudah langka, sedangkan blackbass karena saya harus pergi ke kalimantan utara untuk mancing ikan ini dan juga blackbass adalah ikan air tawar terkuat yg pernah saya hadapi. Jenis Blackbass yg saya pancing adalah blackbass air tawar yang hidup di sungai arung jeram”. 11 kg, itulah rekor blackbass yang berhasil ia taklukan. Namun, Angler yang fasih berbahasa inggris ini mengungkapkan masih ada spesies yang menjadi incarannya. “Saya ingin menambah koleksi ikan yang belum saya dapatkan dengan teknik casting yaitu tigerfish atau tigerdatz dan bagarius catfish juga jenis kaloi merah arus deras. Tiga jenis ikan itu masih dalam list target saya yang belum saya dapatkan dengan teknik casting”.

Go internasional sudah, nasional apalagi, Pro Staff brand ternama sudah, digaji dari hobi sudah. Ternyata masih ada hal yang ingin ia capai dalam dunia mancing.”Saya belum jajal mancing kelas berat di laut, Untuk freshwater saya rasa sudah banyak pencapaian yang didapat namun di laut saya masih banyak kekurangannya”.

bang Ocos dengan strike monster blackbass

Di akhir wawancara, Angler yang juga admin di sebuah grup mancing besar di FB ini mengungkapkan keluh kesahnya tentang dunia mancing Nusantara. “Saya lihat angler sekarang banyak sekali masih berpikir mancing buat konsumsi dan kurang peduli dengan lingkungan. Maunya selalu dapat dan menguras spot mancing sampai ikannya habis. Bukan mancing buat hobi murni. Juga kelemahan berbahasa asing sehingga terasing dari pergaulan internasional. Merasa rendah diri dengan angler luar negeri. Menganggap di negara lain itu mancing lebih hebat tapi justru saya sendiri merasakan orang asing berlomba-lomba mancing disini demi target ikan impian.

Kelemahan kita disini hobi mancing belum dianggap sebagai sebuah aktivitas yang mendatangkan devisa. Padahal wisata mancing dan kekayaan alam kita sangat mendukung untuk itu. Ditambah kurangnya perhatian pemerintah dalam penerapan aturan hukum mengenai lingkungan dimana banyak lokasi-lokasi mancing yang bagus harus hancur akibat illegal Fishing, eksploitasi massif oleh industri seperti pertambangan, logging dan sawit”.

Wah, seru juga ngobrol bareng Bang Ocos, semoga menginspirasi kita semua…Terima kasih banyak Bang Heri Kurniawan Haeroni, Semoga makin banyak angler Indonesia yang mengikuti jejak beliau. Maju terus angler Nusantara!

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*