Tantangan monster predator dari spot mancing Raja Ampat

Siapa yang tak kenal Raja Ampat? Kepulauan yang memiliki keindahan alam bawah laut ini, jadi destinasi wisata kebanggaan Indonesia yang diakui dunia. Pun, tak kalah menariknya spot-spot mancing yang tersebar di kawasan ini, banyak dituju oleh para penggemar mancing. “Tak diragukan lagi,  Raja Ampat mampu menghipnotis setiap angler domestik hingga mancanegara,” ujar Alwin Assegaf, angler asal pulau Bali.

Tak hanya itu, selain kagum akan lautnya yang tenang serta memiliki keindahan terumbu karang, angler juga akan disuguhi beragam spesies ikan predator. Pulau Misol misalnya, yang dihuni banyak ikan jenis pelagis dan ikan karang. “Banyak sekali jenis ikan disini, sehingga angler pun jadi semangat untuk mancing,” tutur Alwin.

Perairan raja ampat
Perairan raja ampat
Alwin Assegaf
Alwin Assegaf

 

Saat matahari pagi terbit dari ufuk timur, dasar perairan di Kepulauan Raja Ampat sangat jernih, sehingga mata kita pun akan mudah melihat ikan-ikan yang hidup di dalamnya. Kerapu, GT, Tenggiri, Red Bass, Tuna, Manta serta ribuan spesies ikan lainnya tumbuh dan berkembang biak secara alami. Bahkan, beberapa spesies ikan yang hidup di perairan ini memiliki berat yang terbilang besar.

”Saya sempat strike ikan Tenggiri seberat 8 kiloan,” kata Alwin, yang beberapa waktu lalu melakukan trip mancing di Raja Ampat

Double Strike Ikan Kerapu Tikus. Salah satu jenis Kerapu termahal
Double Strike Ikan Kerapu Tikus. Salah satu jenis Kerapu termahal

Tak hanya ikan Tenggiri. Selama 5 hari menghabiskan waktunya di kepulauan ini, Alwin pun sempat melakukan Double Strike ikan Kerapu Tikus. Tak ayal, ia pun senang dengan pencapaiannya. “Wah, ngga sia-sia berkunjung sekaligus mancing di Raja Ampat, saya akhirnya dapat ikan jenis Kerapu yang paling mahal,” katanya dengan sumringah.

Karena perairan dangkal, Om Alwin menambahkan, bahwa selama memancing di kepulauan ini Ia sering menggunakan teknik popping. “Saya pakai Light Popping PE 4-6 dan Light Jig PE 2-3,” ungkapnya. Menurutnya, peralatan yang terbaik, harus kita persiapkan agar memperoleh hasil yang maksimal.

Untuk bertandang memancing di perairan ini, Waktu yang tepat adalah awal hingga pertengahan tahun, dan menjelang akhir tahun. Masa ini selain siklus populasi ikan berada di puncak, cuaca juga bersahabat. ”Sebaiknya angler jangan mancing di bulan Juni hingga Agustus lah, karena ombaknya besar,” saran Alwin.

Kepulauan Raja Ampat secara administrasi berada di wilayah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Pulau Waigeo, Misool, Salawati, dan Batanta merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan, serta memiliki lokasi di bagian barat Kepala Burung (Vogelkoop).

Untuk mencapai kepulauan Raja Ampat ini. Angler bisa memulai perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang menuju Sorong via Makassar, Manado, atau Ambon. Dari Sorong, apabila angler ingin menuju pulau Misool dapat menggunakan kapal Ferry yang memakan waktu 8 jam perjalanan.

“Jika angler ingin lebih cepat mencapai salah satu pulau, bisa ke Waisai –Ibukota dan pusat pemerintahan pulau Waigeo – menggunakan kapal ferry juga, dengan waktu tempuh yang lebih singkat, hanya 1,5 jam,” saran Alwin. Sementara itu, biaya yang harus disiapkan oleh para angler untuk menuju kepulauan Raja Ampat ini terbilang relatif, mencapai belasan juta rupiah.

Ia pun melanjutkan, bahwa setiap pemancing yang telah mendarat di pulau ini akan dijemput oleh kendaraan yang disiapkan pemerintah setempat untuk menuju penginapan. “pagi-pagi kita akan dibawa keliling ke beberapa pulau kecil untuk mancing ikan,” ujar anggota komunitas Baliman Angler ini.

Woow…sangat mengasyikan jika angler mania bisa menjajakan kakinya di Kepulauan Raja Ampat ini. Selain memiliki pegunungan, hutan tropis, serta pantai pasir putihnya, Kepulauan inipun memiliki spot-spot pemancingan yang memanjakan angler lewat tarikan-tarikan monster predatornya yang langka dan mahal. (Faruq Idrus)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*