Gawat! Ikan tuna Indonesia akan punah dalam 3 tahun

Spesies tuna di perairan Indonesia dalam ancaman serius. Hal itu ditunjukkan dari tingkat eksploitasi yang sudah mencapai titik maksimum di sebagian besar laut Nusantara. Gejala kepunahan juga ditandai dengan masuknya tiga spesies tuna di Indonesia, ke dalam daftar merah sebuah lembaga kajian di bidang lingkungan, International Union for Concervation of Nature (IUCN).

Kerentanan stok tuna nasional juga tertuang  dalam laporan Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) – seperti dikutip dari katadata.co.id, pada 17 Februari 2017. Institusi kerjasama perikanan di kawasan Samudera Hindia itu menyimpulkan bahwa tuna di Indonesia telah ditangkap secara berlebihan. Sebagai informasi, Indonesia merupakan produsen tuna terbesar dunia, 16 persen kebutuhan tuna dunia berasal dari Indonesia.

Menurut hasil peneltian IOTC, jika tidak dibatasi, dalam tiga hingga 10 tahun, jumlah tuna akan berkurang drastis dan terancam punah. Selain itu, gejala kepunahan tuna juga terlihat dari mengecilnya ukuran tuna yang ditangkap di Indonesia, Thailand, dan Filipina.

Penangkapan ikan tuna secara besar-besaran menjadi penyebab ancaman punahnya tuna
Penangkapan ikan tuna secara besar-besaran menjadi penyebab ancaman punahnya tuna (foto ilustrasi)

Jenis tuna yang dimaksud adalah jenis sirip kuning atau yellow fin, tuna mata besar dan cakalang. Namun, jika eksploitasi berlebihan (tidak hanya tuna, tapi juga seluruh komoditas perikanan) terus dibiarkan, biomassa ikan di perairan nusantara akan anjlok hingga 81 persen pada tahun 2035.

Greenpeace sebagai lembaga lingkungan hidup menilai industri perikanan di Indonesia belum mendukung upaya konservasi sumber daya laut, terutama tuna. dunia industri seolah ‘mendorong’ kepunahan tuna lebih cepat dengan penggunaan alat tangkap yang tak ramah lingkungan, seperti kapal jaring (pukat harimau).

Kapal Jaring - foto Berita Maluku
Kapal Jaring – foto Berita Maluku
Penangkapan tuna secara besar-besaran menjadi ancaman punahnya tuna
Penangkapan tuna secara besar-besaran menjadi ancaman kepunahannya

Pemerintah sebenarnya sudah melakukan upaya pengendalian penangkapan ikan berlebihan dengan sejumlah strategi, salah satunya dengan memerangi Illegal Fishing. Kementerian Kelautan dan Perikanan juga melakukan moratorium izin kapal ikan eks-asing dan larangan pemindahan muatan di laut atau transshipment.

Seperti kita tahu ketegasan Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti, dalam memberantas pencurian ikan dari kapal asing. Namun dari dalam negeri sendiri perlindungan terhadap kelestarian perikanan malah mendapat tentangan dari kelompok indusrtri perikanan. Hingga kini, pemerintah dan dunia industri masih  mencari jalan tengah agar kepunahan ikan-khususnya tuna, dapat diselamatkan, dan juga kepentingan industri tetap terakomodir.

Mendapati berita tentang ancaman punahnya tuna pasti mengagetkan angler di Indonesia. Bagaimana tidak, selain karena kandungannya yang kaya gizi, tuna adalah primadona lautan yang jadi salah satu target utama ketika memancing. Tarikan seekor tuna begitu bertenaga dan sulit dicari tandingnya. Lalu apa yang bisa diperbuat angler untuk membantu menyelamatkan populasi tuna?

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, yang pertama adalah mulai membantu menyuarakan kampanye penyelamatan tuna lewat saluran yang dimiliki masing-masing angler. Komunitas mancing, media sosial, even mancing, adalah media yang bisa digunakan untuk sosialisasi tentang penyelamatan populasi tuna.

Hal lainnya adalah mulai membatasi membawa ikan tuna hasil strike ke darat, dan jika ikan untuk dikonsumsi sendiri dirasa cukup, maka mulailah melakukan catch and realease. Bagi sebagian angler mungkin langkah catch and realease dinilai berat, namun untuk kasus ini, rasanya kita tak lagi punya pilihan.

Kedua langkah ini memang tak terasa berarti jika hanya dilakukan segelintir pemancing. Namun apabila semua angler kompak bekerjasama dalam melakukan kampanye dan disiplin dalam catch and realease, pasti akan membawa hasil berarti. Semoga di tahun-tahun mendatang, anak cucu kita masih mendapati tuna di lautan Indonesia.
Mari selamatkan tuna Indonesia!

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*