Juosss,…! Coba nih, umpan lundi dan gendon ala Bang Ireng Mendono. Strike gabus, lele, dan baung bertubi-tubi!

Perkembangan dunia mancing di Indonesia – khususnya soal umpan, kian hari tambah moncer saja. Hampir setiap hari, kita lihat iklan umpan buatan bertebaran di banyak media. Masing-masing mengklaim keunggulan dan tingkat efektifitasnya.

Namun nenek moyang kita juga sebenarnya sudah banyak meninggalkan warisan pengetahuan soal umpan – yang tak kalah manjur, bahkan boleh dibilang sangat ampuh. Salah satunya adalah umpan yang sering digunakan Bang Ireng Mendono, yaitu gendon dan lundi.

Gendon dan lundi, umpan manjur untuk ikan gabus, baung, lele, dan sidat

Ireng Mendono
Ireng Mendono
Strike gabus bertubi-tubi dengan umpan lundi dan gendon
Strike gabus bertubi-tubi dengan umpan lundi dan gendon
Puluhan ikan baung sukses didaratkan dengan umpan lundi dan gendon
Puluhan ikan baung sukses didaratkan dengan umpan lundi dan gendon

Menurut Bang Ireng, Ia tak pernah khawatir boncos jika berbekal gendon dan lundi. “Saya sering strike bertubi-tubi ikan gabus, lele, sidat, dan baung,” ujar pria yang menetap di Riau ini. Dikatakannya pula, aroma anyir yang menyengat telah menggugah selera makan ikan dengan cukup kuat.

Dalam kamus biologi, gendon adalah larva yang ditelurkan serangga anggota ordo Coleoptera – alias kumbang kelapa. Selain hidup di tanah, juga menghuni batang pohon sagu atau kelapa lapuk. Sementara lundi adalah larva kumbang tanduk yang punya nama latin Chalcosoma atlas, yang hidup di kayu-kayu lapuk, tanah, juga di batang sawit yang membusuk. Kedua jenis orok serangga ini, jika dilihat sepintas bentuknya sama. Tapi jika didekati, jelas benar perbedaannya. Lundi berkaki, sedangkan gendon bertubuh bulat gemuk.

Gendon dan lundi warnanya putih kekuningan dan punya ukuran tubuh bervariasi, antara 5-12 cm. Badannya lunak kenyal, penuh dengan cairan protein. Lewat zat yang kaya akan kandungan bergizi tersebut, burung, monyet, babi hutan, dan iwak-iwak  pun menjadikan larva ini santapan lezat.

“Yang terpenting dari umpan ini adalah cairannya. Makanya waktu memasukkan kail pada tubuh gendon atau lundi harus hati-hati, biar cairannya tidak terbuang percuma,” kata Bang Ireng menjelaskan. “Pakai kail yang tajam dan kuat. Saya biasa pakai nomer 10 atau 11 merk carbon,” tambahnya.

Digambarkan oleh staf di perkebunan sawit itu, bahwa untuk menancapkan kail pada tubuh gendon maupun lundi, caranya adalah dengan memulainya dari tengkuk, teruskan ke perut, kemudian mata kail dikeluarkan dari bagian belakang. Dengan cara itu Bang Ireng meyakini bahwa ikan yang coba-coba mencicipi umpan akan segera hook up.

Soal rangkaian pancingnya, Bang Ireng memberi saran agar senar pancing diberi timbal atau timah pemberat. Setelah itu tambahkan swivel dan disambung lagi dengan senar. Lewat cara itu gendon dan lundi yang tersangkut di kail akan tampak hidup dimainkan arus. “Kalo di tempat saya mancing di Riau, sungainya deras, dan di bawah banyak sangkutan. Jadi timahnya model gantung. Dan senar bagian atas harus lebih kuat dari senar di bawah. Soalnya sering nyangkut,” ujar ayah 2 anak itu.

Cara mancing pakai gendon dan lundi cukup mudah bukan! Kini tinggal bagaimana mendapatkan kumbang yang masih orok tersebut. Bagi yang tinggal di pedesaan,  tentu ini tak jadi masalah. Pasalnya di pedesaan masih banyak terdapat pohon kelapa,  sawit, dan kayu busuk tempat mahkluk-mahkluk ini berada. Namun bagaimana jika tinggal di perkotaan?

Tenang, di toko-toko pakan ayam atau burung yang cukup komplit, kita bisa memesannya. Cara lainnya adalah lewat layanan online. Ketika menulis artikel ini, penulis mencoba browsing di laman google, dan muncul beberapa marketplace yang menawarkan dengan harga mulai dari Rp. 50.000 perkantong.

Nah, cara mancing dengan umpan modern sudah biasa bukan? Sekarang kita coba ilmunya nenek moyang kita, dengan umpan lundi dan gendon, seperti Bang Ireng Mendono yang strike bertubi-tubi. Yuk, dicoba!

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*