Adi Wisaksono: Land based game fishing, biaya mini hasil maksi

Artikel ini diposting oleh angler Adi Wisaksono di laman facebook-nya, dengan harapan dapat dipetik pengetahuan seluasnya buat para peminat rock casting.

Tulisan ini dibuat pada tahun 1992, namun masih sangat relevan dengan dunia mancing landbase saat ini. Lewat izin yang diperoleh, spotmancing.com peroleh lampu hijau untuk mempublikasikan artikel ini. Selamat membaca!

Land based Game Fishing; Biaya mini, hasil maksi

oleh : Adi Wisaksono

Teknik Land based game fishing (LBG) memungkinkan seseorang memancing di laut tanpa harus menggunakan kapal. Biayanya rendah, tetapi hasilnya tak kalah memuaskan dibandingkan mancing dasar maupun trolling.

Daya tarik LBG memang luar biasa. Secara jujur, LBG bahkan lebih memikat ketimbang trolling maupun mancing dasar. Dari segi biaya, teknik mancing yang sangat popular di Australia dan Amerika ini sungguh lebih ekonomis. LBG memang tidak memerlukan kapal, yang bersama bahan bakar dan kru kapal merupakan pos biaya terbesar untuk mancing dasar atau trolling. Sesuai namanya, pemancing tetap berada di darat, biasanya di tebing karang yang langsung berbatasan dengan laut. Cara mancingnya menggunakan teknik casting, umpan dilontarkan jauh-jauh lalu ditarik kembali. Umpan yang berupa tiruan ikan akan berenang bagaikan hidup.

Dilihat dari ikan yang bisa tertangkap, hasilnya bisa berupa ikan-ikan yang biasa diperoleh dengan cara mancing dasar maupun trolling, yaitu tengiri, kuwe, alu-alu, kerapu, kakap merah, bahkan layaran dan marlin ! meskipun demikian, daya tarik utama LBG sebenarnya bukan karena biayanya yang rendah atau ikan tangkapan yang bisa berbobot puluhan kilo, melainkan tantangannya. Pasalnya, tingkat kesulitan LBG jauh lebih kompleks daripada mancing dasar maupun trolling.

Fisik harus prima

Ini kesulitan pertama. LBG biasanya dilakukan di atas tebing karang yang curam dan langsung berbatasan dengan laut lepas. Anda tentu maklum apabila untuk menuju ke tempat tersebut sama sekali tidak tersedia sarana angkutan. Mau tak mau kita harus sanggup berjalan kaki, merayap, bahkan terkadang mendaki dengan tali, untuk menuju lokasi mancing yang jaraknya bisa berkilo-kilo meter.

Sesampainya di tujuan dan hendak mulai mancing, tenaga dan napas pun harus masih tersedia secukupnya untuk mengajar ikan yang terpancing. Ingat, kita tidak sedang mancing di atas kapal yang bisa berputar ke segala arah, melainkan di daratan. Karena umumnya ikan yang terpancing langsung berusaha lari ke balik karang. Supaya kenur tidak tergores, kita harus lincah berpindah posisi atau berlari di atas batu-batu tajam itu, sambil tetap mengajar ikan.

Selesai mancing, tugas yang tak kalah berat pun telah menanti. Bila sewaktu berangkat kita hanya dibebani perlengkapan pancing dan makanan, saat pulang dipastikan beban bertambah berat karena kita juga harus membawa ikan yang terpancing. Dalam keadaan lelah, membawa seekor tengiri atau kuwe seberat 10kg jelas bukan pekerjaan ringan. Apalagi kalau berhasil memperoleh 3 atau 4 ekor ikan.

Terampil dan tangguh

Fisik yang prima bukanlah jaminan mendapat ikan besar apabila tidak disertai dengan ketrampilan memainkan joran yang memadai. Paling mendasar adalah kita harus sanggup melontarkan umpan sejauh kira-kira 50-75 meter, pada tempat yang memang kita inginkan. Ini tidak mudah, apalagi jika angin bertiup dengan cukup kuat.

Berikutnya kita harus cermat mengarahkan gerak ikan yang terpancing agar tidak sampai bersembunyi di karang dangkal. Ini juga sulit. Ikan berukuran tanggung pun sudah sangat merepotkan, apalagi yang lebih besar. Namun karena ikan tidak mudah ditaklukkan itulah, LBG menjadi kian menarik.

Berbeda dengan keberhasilan mancing trolling yang sangat berpengaruh oleh kerjasama pemancing dan kapten kapal, dalam LBG praktis kita harus berjuang seorang diri. Hal ini mudah sekali menimbulkan frustasi. Pemancing dengan disiplin kuat umumnya mampu mengatasi rasa bosan karena umpan tidak disambar ikan dalam waktu relative lama, serta pantang putus asa berjam-jam mengajar ikan.

Perlu waspada

Saat mengajar ikan adalah kenikmatan paling universal bagi seorang pemancing. Sebaiknya perhatian antara konsentrasi mengajar ikan diseimbangkan dengan resiko bahaya yang mengancam. Kewaspadaan hasus selalu dijaga terhadap kemungkinan jatuh atau terpeleset. Untuk memperkecil resiko ini dianjurkan sepatu yang dikenakan telah dilengkapi dengan pelat metal khusus, sehingga mampu mencengkeram karang dengan kokoh.

Perhatian juga perlu ditujukan kepada ombak besar yang secara periodic dan pada interval waktu tertentu selalu datang menghempas. Jangan gegabah. Di Australia setiap tahun rata-rata tiga pemancing tewas tersapu ombak. Karena terlalu berkonsentrasi mengajar ikan, mereka turun terlalu jauh sehingga tak mampu menghindar lagi saat ombak besar tiba-tiba menghempas.

Menghindari resiko seperti ini sebenarnya mudah. Sebelum mulai memancing, sempatkan waktu untuk mengamati ombak. Pastikan interval waktu ombak besar datang dan tempat-tempat yang kerap terhempas. Hasilnya kemudian dijadikan sebagai pedoman. Agar aman, usahakan untuk tidak mancing sendiri. Bukan hanya bisa saling mengingatkan antar-teman dan member tahu kalau ada bahaya, tapi juga menolong jika terjadi kecelakaan.

Alat sederhana yang sangat membantu jika pemancing sampai terseret ombak adalah seutas tali panjang yang salah satu ujungnya telah diikat dengan pemberat. Gunakan jerigen berkapasitas 5 liter yang telah diisi air sampai setengahnya. Jerigen akan cukup berat sehingga bisa dilemparkan, tetapi tetap mengapung di permukaan air.

Dengan mengantisipasi resiko bahaya yang mungkin terjadi, dipastikan LBG akan semakin memberikan kenikmatan yang sulit tertandingi. Pasti !

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*