Sensasi strike predator di sungai perawan: Kali Tonjong, Ajibarang

Ingat Grand Canyon yang ada di Nevada, Amerika Serikat? Ternyata Provinsi Jawa Tengah pun punya tempat sekeren itu, yang bernama Kali Tonjong, tapi tentunya dalam wujud yang lebih kecil. Bengawan yang melingkar di Kecamatan Ajibarang ini punya aliran air nan jernih, dan sepanjang 500 meter bagiannya, terdapat tebing memanjang setinggi belasan meter.

Sungai kecil ini berlokasi di Desa Cikawung, kelurahan Ciberung, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Menurut H. Bisri Zaeny, seorang angler senior yang kerap menyalurkan hobi di tempat tersebut, Sungai Tonjong tergolong batang air perawan yang masih terjaga kelestariannya.”Airnya jernih, dan warga sekitar kesadarannya cukup tinggi, sehingga hampir tak pernah ada yang cari ikan pakai setrum atau racun potas,” Kata lelaki yang saat ini aktif menjadi admin di laman grup Mancing Maniac di facebook itu.

Lokasi spot mancing di desa Cikawung
Lokasi spot mancing di desa Cikawung

 

H Bisri Zaeny strike hampala
H Bisri Zaeny strike hampala

 

Kali Tonjong, masih terjaga ekosistemnya
Kali Tonjong, masih terjaga ekosistemnya

 

Tebing sungai Tonjong
Tebing sungai Tonjong

 

Jembatan kali Tonjong
Jembatan kali Tonjong

Disebutkan pula bahwa kawasan ini merupakan lokasi konservasi ikan native seperti melem, nila, mas, tawes dan sebagainya.  Selain itu, Kali Tonjong juga menjadi saluran bahan baku air minum untuk warga di Kabupaten Cilacap.

Namun bagi masyarakat sekitar Ajibarang,  batang air ini juga punya predikat cukup menyeramkan, yakni angker. Banyak kejadian aneh berlaku, persisnya di jembatan Tonjong. Tak jarang kendaraan roda dua dan roda empat nyemplung masuk sungai setelah melihat hal-hal aneh terjadi, di dekat jembatan. “Ya memang angker. Tapi mungkin karena angker itu, sungai Tonjong terpelihara keasliannya. Jadi semacam kearifan lokal,” Tutur ayah dari 1 putri dan 2 putra tersebut.

Namun uniknya, meskipun banyak hal misterius terjadi, tetap saja sungai kecil ini tak pernah sepi dari para angler. Pagi, siang, bahkan malam hari sekalipun – khususnya bagi yang menargetkan ikan sidat dan baung, para pemancing datang silih berganti untuk menancang ikan. “Ya, kita kan tidak berbuat macam-macam disitu, kan kita hanya memancing, tenang saja, tidak usah takut,” saran Pak Haji – demikian Ia biasa disapa.

Untuk mencapai spot mancing ini,  dari pusat Kota Purwokerto, kita bisa menempuh jalur Ajibarang-Secang. Dengan jarak tempuh 21 Km, dan memakan waktu tempuh sekitar 50 menit kita sudah sampai di lokasi dengan patokan Jembatan Tonjong.  Jalan satu-satunya untuk turun menuju spot mancing, adalah dengan menyusuri celah tebing yang berada di bawah jembatan.

Sungai selebar 7 meter ini punya kekayaan ikan yang beragam. Karena kualitas ekosistemnya masih terjaga, terkadang ikan mahser yang langkapun bisa dijumpai. Selain itu masih banyak terdapat hampala, baung, sidat, dan beberapa predator lainnya.

Menurut Pak Haji Bisri, ketersediaan ikan predator masih cukup banyak, dan ini menandakan bengawan yang punya kedalaman bervariasi ini cukup subur. “Ya memang ukuran ikan tidak sebesar dahulu, tapi kalau hampala 2 kilo sih, masih ada,” Tutur pria yang juga pemilik toko pancing FAFA tersebut.

Ikan-ikan di lokasi mancing ini – karena pengaruh suhu air, hanya aktif mencari makan pada pagi hingga menjelang siang. Menurut Pak Haji Bisri, jika siang menjelang sore, ikan tidak aktif mencari makan. Karena itu disarankan untuk tiba di lokasi pada pukul 06.00 dan usai memancing pukul 12.00.

Mengingat ukuran ikan predator  yang hidup di Kali Tonjong ukurannya tidak kecil dan juga tidak terlalu besar, Pak Haji menyarankan menggunakan joran kelas medium. “Pakai saja joran 8-16 Lbs, dengan panjang antara 180-210 cm. Reelnya BC atau spinning kelas 3000.  Udah pas itu,” tutur lelaki yang menggemari memancing dengan teknik fly fishing ini. Ditambahkan pula, jika ingin menggunakan teknik fly flishing, bisa menggunakan joran dengan panjang 270 cm, dengan tingkat kelenturan 7 WT dan reel yang juga kelas 7 WT.

Jika memacing dengan teknik casting, lure yang cocok digunakan adalah minnow atau stick bait dengan panjang antara 6-9 cm– bisa type sinking maupun top water, atau bisa juga pakai spoon seberat 5 gram. Andaikata hendak memancing menggunakan gaya fly fishing, bisa dipilih model umpan flies minnow dengan berat di bawah 1 gram. “Jangan lupa untuk menggunakan hook 2x strong atau 3x strong. Maklum hampala rahangnya kuat sekali,” sahut Pak Haji.

Jika angler berencana melakukan trip mancing ke tempat ini, Pak Haji Bisri mempersilakan menghubungi lewat akun facebooknya, untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang lebih jelas.

Naaah…ayo kita rasakan sensasi tarikan predator di Kali Tonjong, dan tentunya sambil menikmati keindahan Grand Canyon ala Ajibarang. Yuk!

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*