Surga lemadang di Tianyar-Bali

Bagi angler yang yang sudah lama bergelut dengan olah raga sport fishing, pastilah hafal dengan ikan lemadang. Makhluk laut bertubuh ramping dan bersirip punggung memanjang ini dikenal punya karakter yang disukai pemancing, yakni; cerdas, bertenaga, dan pantang menyerah. Warna tubuhnya yang indah bak pelangi dan kecerdikannya melepaskan diri dari cengkraman kail, tak urung telah membuat banyak angler jatuh penasaran.

Karena itu, jangan sia-siakan kesempatan memburu ikan yang namanya diabadikan sebagai kapal perang RI ini. Setiap bulan Oktober hingga pertengahan Januari, puluhan ribu lemadang membanjiri selat Lombok untuk mencari makanan utamanya yakni ikan sarden, cumi-cumi, atau udang di sekitar rumpon warga di tengah laut.

Melalui penuturan sahabat angler kita- Alwin Assegaff yang diwawancarai via telefon, sensasi memancing lemadang memang membuat terkesan. Karena itu setiap datang musimnya, Om Alwin-begitu dia biasa disapa, menyempatkan diri berburu ikan yang juga tersebar di Lautan Pasifik, Lautan Atlantik, dan Laut Afrika ini. Tentunya di spot terbaik, yakni di Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Provinsi Bali.

Gerakan ikan ini memang sangat gesit, bahkan kerap kali terbang menembus udara terbuka demi terbebas dari hook. Karena itu untuk mendaratkan ikan yang juga populer dengan nama mahi-mahi, atau dorado ini dilakukan dengan teknik khusus.

Teknik memancing

Dari pengalaman Om Alwin, jika tak paham caranya, akan sulit untuk mendaratkan iwak pelagis-alias ikan yang hidup di permukaan ini ke atas perahu. Namun, jika sudah mahir, dalam sekali trip, strike hingga 100 kalipun bukan hal yang aneh dalam memancing predator yang umumnya punya berat 7-15kg dan panjang 1 meter ini.

“Lempar saja kail sekitar 40-50 meter. Begitu jatuh di air, langsung retrieve dengan cepat. Kalau strike, jangan kasih kendor sedikitpun. Tarik terus!” Kata lelaki yang dalam sebuah trip pernah mendaratkan sebanyak 180 ekor lemadang ini membagi pengalaman.

Selain itu di saat memancing, perahu dikemudikan dengan cara slow trolling-alias bergerak maju dengan perlahan, lalu kailpun dilempar dari arah belakang jukung. Hal tersebut dilakukan karena cukup sulit untuk mengetahui kemana arah arus di selat yang punya kedalaman 1500 meter ini.

Surga lemadang di Tianyar-Bali
Desa NelayanTianyar (www.balilook.blogspot.com)

Soal peralatan pancing jangan salah pilih. Gunakan joran casting dengan ukuran 120 hingga 160 Lbs, dengan tingkat PE 2 atau 3. Sementara kailnya sendiri pakai ukuran 11 atau 12. Gunakan juga reel spinning dan atur kunci drag dengan agak longgar. Ini dilakukan demi menjaga kelenturan tackle sehingga ikan yang oleh nelayan sekitar dinamai tumpek ini tak terlepas dari hook.

Mengenai umpannya Om Alwin menganjurkan agar menggunakan natural bait. “Kalau pakai lure buatan tidak mau makan ikannya!” ujarnya. Umpannya sendiri bisa berupa cumi-cumi seukuran 6-8cm, atau ikan sarden, atau potongan irisan daging tongkol. Harga cumi-cumi dan ikan sarden di tempat itu berkisar antara Rp. 15-20 ribuan perkilo.

 

Surga lemadang di Tianyar-Bali
Ikan hasil strike di Tianyar
Surga lemadang di Tianyar-Bali
Om Alwin sukses strike 180 ekor lemadang

Lokasi Desa Nelaya Tianyar

Lokasi desa Tianyar dapat ditempuh dengan waktu sekitar 3 jam perjalanan darat dari Denpasar, menuju arah timur yaitu Kabupaten Karangasem. Karena tak adanya pilihan kendaraan umum yang praktis, Om Alwin, menyarankan agar angler menyewa saja kendaraan roda empat untuk mencapai lokasi. “Biaya sewa kendaraan di Bali sekitar Rp. 200 ribu untuk 24 jam. Kalau berangkat 5 orang kan jadinya murah!” Begitu ujar lelaki yang telah lama menetap di Bali ini.

Surga lemadang di Tianyar-Bali
Peta Desa Nelayan Tianyar,karangasem-Bali (www.google.com)

Biaya sewa jukung pun tak mahal. Cukup merogoh kocek Rp. 500 ribu, kita sudah bisa menikmati perahu cadik khas Bali, dengan muatan maksimal 1 orang tekong dan 2 orang angler. Lewat waktu tempuh 1 jam perjalanan, kita sudah sampai di spot mancing di tengah laut- dimana rumpon-rumpon warga berada. Jika punya bujet ekstra sebanyak Rp. 8 juta, tersedia pula boat dengan kapasitas 6 orang yang siap mengantar dalam waktu lebih cepat dan tentunya lebih nyaman.

Menurut angler kelahiran Medan yang telah memancing di banyak spot di Indonesia ini, pengalaman melakukan trip di desa Tianyar sungguh membuatnya terkesan, khususnya soal keramahtamahan warga setempat. “Karena itu tak usah risau soal dimana harus tidur, mandi, atau pun makan. Setiap tamu yang berkunjung, dilayani dengan tulus.” katanya serius.

Keramahan  penduduk juga sepertinya berbanding lurus dengan  kecantikan panoramanya. Alam pantai Tianyar juga dikenal indah. view gunung Agung dan gunung Batukaru yang menjadi background pemandangan pantai dan lautnya, menjadi alasan kuat bagi kita untuk tidak meninggalkan kamera di rumah. Saat yang tepat untuk ber-sefie ria.

Surga lemadang di Tianyar-Bali

Daging ikan yang punya nama latin coryphaena hippurus ini punya tekstur yang lembut dan rasanya mirip daging ayam. Biasa dijual dalam bentuk fillet seharga Rp. 40 ribu per kg di supermarket. Dan, di hotel-hotel bintang 5 di Bali, jika sudah diolah menjadi sajian yang lezat, harganya bisa mencapai Rp. 350 ribu perporsi. Cukup berharga bukan!

Duh, rasanya sangat tepat bila pulang memancing, di saat letih dan lapar, ikan hasil tangkapan ikan mahi-mahi ini dibakar dengan bumbu khas Bali yang pedas, dan dinikmati bersama angler lainnya. Tentunya menjadi sebuah pengalaman tak terlupakan.

Bulan Oktober hanya tinggal sesaat lagi, dan musim Lemadang segera tiba. Segala sesuatu harus dipersiapkan guna menjalani trip berburu iwak dorado ini. Bagi angler yang ingin bertanya-tanya lebih lanjut soal spot mancing lemadang Tianyar, dipersilakan menghubungi langsung Om Alwin lewat akun facebooknya yang sudah penulis sampaikan di atas.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*