Nyobok? Waspadailah buaya. Ambil hikmah dari nasib tragis angler NTT ini…

Safety first, itulah prioritas kita dalam menjalankan hobi apa saja termasuk hobi mancing tentunya. Ancaman bahaya bisa datang dari mana saja baik saat kita mancing di laut maupun perairan darat. Jika Anda mancing di pantai, apalagi mancing nyobok, maka kewaspadaan pada keberadaan buaya hendaknya menjadi perhatian selain ancaman gulungan ombak dan badai.

Itulah hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa tragis yang menimpa Stefanus Bere. Angler berusia 32 tahun warga Wekatimun, Kelurahan Umanen, Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu tewas setelah diserang buaya di Pantai Afuik, Desa Atapupu pada Minggu 29 Mei 2016 lalu.

Seperti dilansir dari media setempat, Kapolres Belu AKBP Dewa Putu Gede Artha menuturkan, kejadian nahas tersebut berawal dari berangkatnya korban bersama saksi mata – yang juga keponakan korban, Wendelinus Tallo (27) dari Kota Atambua dengan tujuan memancing di Pantai Afuik.

Awalnya mereka memancing di kolam susuk  di sekitar pantai. Lalu, demikian penuturan saksi mata, mereka segera bergeser ke pantai saat waktu menunjuk pada pukul 17.00. Saat itu mereka mancing nyobok dengan memasuki air hingga kedalaman sebatas pinggang orang dewasa. Saat mulai memancing, korban dan saksi mata ada dalam posisi yang agak berjauhan.

Tiba-tiba, kata saksi mata, dia mendengar teriakan korban. Korban berteriak kesakitan dan meminta tolong, dan sesat kemudian korban terlihat tenggelam. Saksi pun segera menolong korban yang ternyata digigit dan ditarik masuk ke air oleh seekor buaya. Dia berusaha menarik tubuh korban dari cengkraman rahang hewan buas itu.

Sesampai di darat, saksi segera meminta pertolongan pada warga sekitar. Namun nahas bagi korban. Ia tak tertolong karena parahnya luka yang diderita.

Menurut Kapolres Belu, korban mengalami luka robek pada bagian kepala di sebelah kanan, wajah sebelah kanan, dada, perut, serta telapak tangan kiri.

Saat berita ini diturunkan, korban yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang ojek ini sudah dimakamkan.  Stefanus meninggalkan seorang isteri dan dua anak yang masih berumur di bawah lima tahun.

Demikian sobat, semoga kita bisa mengambil hikmah dari peristiwa tragis yang menimpa angler NTT tersebut.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*