Kecelakaan KM Hujan Labek 02 misterius, 2 ABK ditahan

Keluarga korban musibah KM Hujan Labek 02 mengkhawatirkan keselamatan para pemancing yang hilang sejak kapal itu diketahui tenggelam pada Jumat (14 Agustus 2015) dini hari. Sebab, keterangan dua anak buah kapal (ABK) yang bisa diselamatkan,  Sarta dan Dede, tidak bisa dijadikan pedoman karena berubah-ubah, tidak konsisten.

Keterangan yang tidak konsisten tersebut menjadikan salah satu keluarga korban bertanya-tanya apakah benar mereka tenggelam karena terjangan gelombang pada Kamis (13 Agustus 2015) malam menjelang dini hari ataukah karena unsur lain yang belum diketahui. Hal itu disampaikan anggota keluarga dari Bram dan papahnya, Pak Iwan, yang keduanya ada dalam rombongan pemancing.

Akibat memberi keterangan yang berubah-ubah dan tidak konsisten itu, dua ABK Hujan Labek 02 (banyak ditulis media online secara salah sebagai KM Hujan Lebat) yang selamat tersebut saat ini ditahan untuk terus dimintai keterangan pihak berwajib.

Sementara itu laporan yang diterima spotmancing.com dari Marcus W Nugroho, yang bersama tim dari JakAngler dan pemancing lain, berada di Posko Tim Pencari di Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten, menyebutkan pemeriksaan menyeluruh sedang dilaklukan aparat yang berwenang.

Jumlah orang yang hilang, menurut dia, sebanyak 11 orang termasuk nahkoda dan ABK yang juga memancing bersama mereka. Dengan demikian, saat berangkat, KM Hujan Labek 02 membawa 13 orang pemancing dan ABK.

Trip mancing dari Kecamatan Sumur ke Panaitan
Trip mancing Sumur ke Panaitan. Di mana serpihan jika memang mereka diterjang gelombang?

Cerita awal

Menurut keterangan awal yang disampaikan Kadispenal Laksamana Pertama M Zainuddin kepada pers, rombongan pemancing berangkat sekitar pukul 14.30 WIB Kamis 13 Agustus 2015 dari pangkalan kapal Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten. Dengan nahkoda Supian, mereka berangkat menuju perairan Panaitan, tepatnya di daerah Karang Simon.

Pukul 24.00 WIB cuaca saat itu kurang bagus, kapal terkena gelombang besar dan mengakibatkan air masuk ke dalam kapal. Penumpang panik dan berkumpul di tengah. Tidak lama kemudian kapal tenggelam. ABK dan pemancing berusaha menyelamatkan diri masing-masing.

Dua ABK, yakni Sarta dan Dede, berhasil diselamatkan beberapa jam kemudian oleh kapal nelayan Carita. Sedangkan korban lain belum diketahui kondisi dan keberadaannya sampai hari ini.

Menimbulkan kesimpangsiuran

Hal yang menjadi tanda tanya adalah situasi dan kondisi atas dua ABK tersebut. Setelah mereka diselamatkan kapal nelayan, mereka ataupun nelayan yang menyelamatkan mereka tidak meminta bantuan kepada kapal Jagat yang diketahui berada di dekat lokasi dimana mereka ditemukan.

Awak kapal KM Jagat, sebagaimana dilaporkan Marcus W Nugroho tidak mengetahui adanya apa yang disebut kecelakaan kapal tersebut.

“Jika memang terjadi kecelakaan, tentunya ABK yang selamat dan nelayan yang katanya memberi bantuan akan meminta pertolongan ke kapal-kapal di dekat mereka. Nah, setelah didarat, pihak kapal Jagat menyatakan tidak ada upaya meminta bantuan, dan karenanya mereka terus mendarat,” kata Om Marcus W Nugroho yang bersama tim JakAngler dan tim pemancing lainnya datang ke Sumur untuk memberikan bantuan dan upaya pencarian.

Di lokasi di mana kapal Jagat berdekatan dengan kapal nelayan penyelamat ABK, menurut  awak kapal Jagat, tidak ditemukan adanya sisa-sisa kapal atau barang tercecer sebagaimana seandainya terjadi kecelakaan laut.

Intinya, demikian kata Om Marcus W Nugroho, penyebab hilangnya para pemancing masih  tanda tanya. Terkait hal itu, dua ABK yang selamat saat ini masih terus ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut.

“Besuk pagi ketika kondisi laut memungkinkan, akan dikerahkan tim pencari yang juga melibatkan Tim Basarnas TNI AL dengan menggunakan helikopter ke lokasi yang disebutkan sebagai tempat terjadinya kecelakaan laut,” katanya.

Artikel-artikel tentang KM Hujan Labek 02 klik di sini.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*